Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pengrajin Keripik di Tengah Wabah Covid-19, Dagangan Tak Laku dan Pusing Bayar Cicilan

Kompas.com - 08/04/2020, 04:30 WIB
Junaedi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAMUJU TENGAH, KOMPAS.com–Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing agar penularan Covid-19 berkurang, sejumlah industri mikro mulai merasakan masalah.

Semisal yang dialami Partiyem, pengrajin keripik di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Perempuan 80 tahun ini terpaksa menutup usahanya yang sudah berlangsung puluhan tahun karena tidak produktif lagi.

“Sudah lebih dua pekan ditutup karena tak ada yang membeli lagi. Dulu banyak dari luar daerah seperti Polewali, Mamuju dan Majene sekarang sepih karena takut corona,”jelas Partiyem di rumahnya, Mamuju Tengah, Selasa (7/4/2020).

Baca juga: Minyak Curah Bakal Dilarang di Bekasi, Pedagang Khawatir Bangkrut

Di rumahnya yang dinding kayu keropos dan berlantai tanah, tampak ratusan lembar keripik siap olah hanya dibiarkan menumpuk.

Padahal untuk memproduksi tumpukan keripik itu, Partiyem harus berutang ke koperasi desa sebesar Rp 3 juta.

Terdampak Covid-19, Pengrajin Keripik di Mateng Tak Bisa Bayar Cicilan KoperasiKOMPAS.COM/JUNAEDI Terdampak Covid-19, Pengrajin Keripik di Mateng Tak Bisa Bayar Cicilan Koperasi

Partiyem kini bingung. Dia tidak tahu berbuat apa untuk mensiasati kebutuhan hidup keluarganya.

Usaha rumahan satu-satunya untuk menyambung hidup kini tak bisa diharapkan selama masa pandemi virus corona.

Sementara karena sudah berusia lanjut, dia tidak mungkin lagi mencari kerja di luar rumah.

Terdampak Covid-19, Pengrajin Keripik di Mateng Tak Bisa Bayar Cicilan KoperasiKOMPAS.COM/JUNAEDI Terdampak Covid-19, Pengrajin Keripik di Mateng Tak Bisa Bayar Cicilan Koperasi

Belum lagi, perempuan lansia itu harus memikirkan kewajiban menyetor angsuran pinjaman sebesar Rp 500.000 setiap pekan ke koperasi.

Partiyem pun hanya berharap, pemerintah bisa memberi bantuan dana untuk meringankan beban hidupnya.

Baca juga: Bangkrut Dituduh Baksonya Berdaging Tikus, Omzet Rp 2 Juta Jadi Rp 50.000

Koperasi tempatnya berutang diharap bisa memberikan keringanan untuk menunda pembayaran angsuran.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com