Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Usulkan Bantuan Rp 500 Miliar untuk Pelaku Wisata dan Ekonomi Kreatif Terdampak Corona

Kompas.com - 07/04/2020, 23:44 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Industri pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor paling terdampak wabah corona (Covid-19).

Komisi X DPR RI berharap Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) melakukan realokasi anggaran untuk memberikan ketenangan kepada para pelaku ekonomi kreatif dan pekerja wisata.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengungkapkan, pihaknya telah mengadakan rapat kerja dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio secara virtual, Senin (6/4/2020) kemarin.

Baca juga: Pariwisata Lombok Barat Nyaris Mati karena Corona, 1.321 Karyawan Hotel Dirumahkan

 

Rapat tersebut diikuti 40 dari 53 anggota Komisi X dan salah satunya membahas pengajuan realokasi anggaran Kemenparekraf sebesar Rp 500 miliar untuk penanggulangan dampak wabah Covid-19.

“Ada anggaran sebesar Rp 500 miliar yang akan direalokasi Kemenparekraf untuk mitigasi wabah Covid-19 terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

Lebih lanjut Huda menambahkan, Komisi X DPR RI meminta kepada Kemenparekraf agar realokasi anggaran tersebut bisa memberikan jaminan pengaman sosial (social safety net) bagi pelaku ekonomi kreatif dan pekerja wisata.

"Kami meminta agar fokus realokasi tersebut dalam masa tanggap darurat ini menjamin nasib pekerja wisata dan pelaku ekonomi kreatif melalui skema social safety net, proteksi usaha, dan bantuan permodalan,” imbuhnya.

Huda menjelaskan perlunya realokasi anggaran tersebut. Menurut dia, dampak Covid-19 terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif sangat besar.

Sebab,  sektor ini paling awal merasakan dampak dengan menurunnya jumlah wisatawan dan terjadinya pembatalan berbagai pagelaran seni baik skala nasional maupun internasional.

Kondisi ini, menurut Huda, membuat para seniman dan pekerja wisata banyak kehilangan mata pencaharian.

“Berdasarkan data dari organisasi pariwisata dunia (UNWTO) diketahui bahwa pariwisata adalah sektor yang paling terpuruk akibat wabah Covid-19. Padahal sektor ini 80 persen di antaranya didominasi usaha kecil dan menengah. Maka para pekerja di sektor ini harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” ujarnya.

Para seniman dan pekerja wisata yang terdampak Covid-19, kata Huda, bisa masuk skema kartu pra kerja.

Baca juga: Pandemi Virus Corona, Cobaan Terberat Pariwisata Bali

 

Nantinya, para seniman dan pekerja wisata ini bisa mendapatkan berbagai tunjangan pelatihan dan berbagai insentif dari pemerintah.

Untuk sektor usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, bisa melakukan usulan pembebasan biaya BPJS kesehatan maupun ketenagakerjaan, keringanan pajak, relaksasi pinjaman bank, hingga pengurangan biaya listrik serta biaya sewa.

“Kami ingin baik pekerja maupun pengusaha sektor pariwisata dan industry kreatif tetap bertahan selama masa tanggap darurat wabah Covid-19,” ujarnya.

Politikus PKB ini juga meminta agar realokasi anggaran Kemenparekraf menyasar upaya penyelamatan desa-desa wisata di Indonesia.

Menurut dia, desa wisata dalam beberapa tahun terakhir banyak memberikan kontribusi terhadap geliat perekonomian desa.

“Kami berharap dalam rapat berikutnya detail realokasi anggaran sudah bisa disampaikan kepada Komisi X. Kami berharap desa wisata juga menjadi salah satu fokus penyelamatan dari realokasi anggaran yang dilakukan Kemenparekraf,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com