Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kisah Pilu Mulyono, Pejabat di Banyumas Apresiasi Semangat Gotong Royong Para Pengemudi Ojol

Kompas.com - 07/04/2020, 17:35 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah pejabat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukan para pengemudi ojek online (ojol).

Hal itu setelah kisah Mulyono (59), pengemudi ojol yang tertipu saat mengantarkan penumpang Purwokerto-Solo viral di media sosial dan media massa.

Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan mengaku sangat mengapresiasi semangat kebersamaan dan gotong royong yang ditunjukan para pengemudi ojol di Solo tersebut.

Pasalnya, setelah mengetahui ada rekannya dari luar daerah yang terkena musibah, justru disikapi dengan saling membantu dan bahu membahu untuk menolongnya.

"Ini menunjukkan bahwa gotong royong, semangat kebersamaan yang luar biasa. Semoga ini akan menjadi contoh untuk kita semuanya di mana segala sesuatu yang kita siapkan, kita galang bersama, di mana kegotongroyongan merupakan hal yang luar biasa," kata Budhi, di sela acara pemberian santunan kepada Mulyono di Mapolresta Banyumas, Selasa (7/4/2020).

Baca juga: Driver Ojol: Saya Pesan Jangan Dihakimi, Kasihan Keluarga dan Anaknya

Sementara itu hal serupa juga disampaikan Kapolresta Banyumas Kombes Whisnu Caraka dan Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Banyumas Agus Nur Hadi.

Selain mengapresiasi kekompakan dan semangat gotong royong tersebut, mereka juga mengimbau para pengemudi ojol dimanapun berada untuk lebih berhati-hati.

"Kami minta pengemudi ojol untuk lebih berhati-hati dengan modus penipuan dan tindak kejahatan lainnya. Mereka itu orang-orang yang berniat jelek kepada kita, akan mencari jalan bagaimana caranya niat jeleknya itu bisa terlaksana," kata Whisnu.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus penipuan itu berawal saat Mulyono sedang mangkal di terminal Purwokerto pada Sabtu (4/4/2020).

Saat itu, tiba-tiba ia didatangi oleh seorang pria tak dikenal dan meminta tolong untuk mengantarkannya ke Solo.

Baca juga: Kisah Driver Ojol Ditinggal Kabur Pelanggan, Mengantar Purwokerto-Solo hingga Solidaritas Sesama Ojol

Awalnya ia sempat menolak, karena jarak tempuh Purwokerto-Solo cukup jauh atau sekitar 230 kilometer.

Terlebih, dengan jarak tempuh itu dirinya tidak bisa menggunakan aplikasi. Karena order melalui aplikasi paling jauh hanya 30 kilometer.

Kemudian pria tersebut menawarkan biaya ongkos sebesar Rp 700.000.

Singkat cerita, setelah sepakat dengan tawaran itu ia kemudian mengantarkannya hingga Solo dengan waktu tempuh sekitar 5 jam.

Namun setibanya di Solo, justru pria tersebut kabur tanpa memberikan upah seperti yang dijanjikan. Bahkan, setibanya di Solo itu ia sempat tak bisa pulang karena kehabisan ongkos.

Beruntung saat kejadian itu banyak rekan sesama ojol di Solo langsung membantunya dengan cara patungan.

Dana yang terkumpul dari patungan tersebut bahkan mencapai sekitar Rp 2 juta. Kemudian uang tersebut diserahkan Mulyono agar dapat kembali ke rumahnya di Purwokerto.

Penulis : Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com