Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa Harap-harap Cemas Ujian Skripsi "Online", Awalnya Deg-degan, tapi Akhirnya Menikmati

Kompas.com - 07/04/2020, 15:13 WIB
Bagus Supriadi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Qutwatun Hasanah, mahasiswi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Jember, berhasil lulus ujian skripsi yang digelar secara online, Selasa (7/4/2020).

Qutwa merupakan mahasiswi pertama Universitas Jember yang ujian secara online di tengah wabah virus corona.

Qutwa menjelaskan, awalnya jadwal ujian sudah keluar sebelum ada pandemi corona, yakni 2 April 2020.

Namun, karena virus corona mewabah, ujian skripsi tatap muka dibatalkan, dan diganti dengan ujian secara online.

Qutwa harap-harap cemas dengan ujian tersebut, sebab khawatir tidak lulus.

Baca juga: Setelah Skripsi Online, Unpad Siapkan Layanan Ijazah Digital

 

Apalagi, ujian secara online baru digelar kali pertama.

“Butuh sekita dua jam untuk ujian online,” ujar Qutwa kepada Kompas.com via telepon, Selasa..

Menurut dia, ujian secara online begitu berbeda dengan ujian tatap muka. Apalagi, ketika sinyal agak lambat, akhirnya ujian terganggu.

“Pakai aplikasi Zoom juga dibatasi waktunya, maksimal 40 menit, lebih dari itu bayar,” ujar dia.

Selain itu, ada dosen pengujinya yang juga kurang menguasai aplikasi.

Kendati demikian, mahasiswi asal Kecamatan Patrang ini mampu melewati kendala dan berhasil lulus.

“Awalnya deg-degan, tapi akhirnya nyaman, justru lebih menikmati dan lebih friendly, tak terlalu tegang,” jelas dia.

Selfi Budi Helpiastuti yang menjadi salah satu dosen penguji skripsi menambahkan, tidak ada alasan untuk menunda kelulusan mahasiswa yang sudah selesai mengerjakan tugas akhir.

“Dengan kemajuan teknologi, para dosen tetap bisa memberikan hak mahasiswa dengan memanfaatkan beragam aplikasi. Termasuk melakukan ujian skripsi,” ujar dia.

Menurut Selfy, adanya pembatasan interaksi antar dosen dan mahasiswa bukan berarti menghentikan proses pembelajaran.

Apa lagi ujian akhir yang memang sudah sejak lama diinginkan oleh mahasiswa sebagai ujung dari proses pendidikannya.

Penerapan ujian online tentunya akan memberikan kemudahan bagi mahasiswa di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Saya pikir ini adalah solusi yang bisa kita lakukan. Mahasiswa tinggal melakukan presentasi secara onine di rumah dan para dosen penguji juga memerhatikan apa yang disampaikan di depan laptop masing-masing sembari menyimak naskah skripsi yang sudah dikirimkan sebelumnya,” terang dia.

Baca juga: 8 Pegawai Kemenag Jember Ikut Pelatihan Haji, 2 Jadi PDP Corona

Walaupun ujian dilakukan secara online, tapi semua kegiatan ujian disesuaikan dengan aturan dan tata tertib sidang.

 

Peserta ujian tetap diwajibkan mengenakan atribut lengkap seperti halnya menggunakan jas almamater dan dasi.

“Setelah melalui semua tahapan ujian selama 2,5 jam, Qutwatun Hasanah berhasil meraih nilai yang memuaskan,” ujar dia.

Hanya saja, kendala yang dihadapi dalam penerapan ujian tersebut adalah mahasiswa yang rumahnya di pelosok desa.

Mereka kesulitan sinyal sehingga harus mencari tempat yang sinyal internetnya bagus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com