Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lawan Covid-19 dengan Masker Nonmedis, Libatkan Napi hingga Alumni BLK

Kompas.com - 07/04/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah mengingatkan agar masyarakat menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah saat pandemi Covid-19.

Imbauan itu sejalan dengan rekomendasi organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Penggunaan masker kain juga disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. Ia menganjurkan agar warga memakai masker berbahan kain maksimal selama 4 jam dalam sehari.

Menurut Yuri, masker kain bisa diproduksi secara mandiri oleh masyarakat. Sedangkan masker bedah dan masker N-95 diperuntukkan bagi petugas kesehatan.

"Kita gunakan maksimal 4 jam dalam sehari dan kemudian cuci kembali dengan air sabun," ujar Yuri di Graha BNPB, Jakarta, Senin (6/4/2020).

Beberapa anggota masyarakat mulai bergerak untuk membuat masker kain di tengah pandemi corona. Ada yang dibagikan secara gratis dan ada yang dijual dengan harga yang sangat murah.

Warga gotong royong untuk menyediakan masker kain di tengah pendemi corona.

Napi perempuan di Aceh jahit masker

Narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara Narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara
Di Kabupaten Aceh Utara, 18 napi perempuan di Lapas kelas IIB Lhoksukon bergotong royong membuat masker kain.

Dengan modal satu mesin jahit, para napi ini mampu memproduksi 300 masker dalam sepekan.

“Hanya satu mesin jahit yang kami punya. Kalau ada beberapa mesin jahit, ini bisa kita produksi banyak. Kalau ada lembaga atau perorangan yang mau bantu mesin jahit, tentu kami bersyukur," kata Kepala Lapas Kelas IIB Lhoksukon Yusnaidi saat dihubungi, Minggu (5/4/2020).

Para napi perempuan itu bertugas memasang karet pengikat hingga menjahit. Sementara pihak lapas menyediakan bahan kain untuk membuat masker tersebut.

Mereka menerima pesanan dari Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Baca juga: Modal Satu Mesin Jahit, Napi Perempuan di Aceh Gotong Royong Jahit Ratusan Masker

Gunakan kain perca sisa sprei

Pemilik Bubu Kaka, Cucu Sumiati, memperlihatkan masker kain produksinya. Dok BUBU KAKA Pemilik Bubu Kaka, Cucu Sumiati, memperlihatkan masker kain produksinya.
Cucu Sumiati (37) warga Bandung memanfaatkan kain perca sisa sprei produksinya untuk dijadikan masker.

Masker tersebut dibagikan ke tetangga dan teman sekolah anaknya.

Dengan membagikan masker, Cucu ingin mengedukasi warga agar menggunakan masker kain yang bisa dicuci berkali-kali.

“Stop menggunakan masker bedah, agar harganya bisa kembali normal dan tenaga medis tidak kesulitan lagi untuk membelinya,” ujar pemilik perusahaan bedset “Bubukaka” ini saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Baca juga: Bikin Masker Sendiri di Rumah, Ini Bahan yang Paling Baik Menurut Penelitian

Cucu juga menerima pesanan masker kain dari rekannya yang berprofesi sebagai dokter.

Rencananya masker tersebut akan dibagikan ke pasiennya yang berobat tanpa mengenaka masker sekaligus mengedukasi pasien untuk mengenakan masker saat sakit.

Cucu lalu memproduksi masker kain satu lapis dengan harga Rp 3.500 per pieces. Harga yang terbilang murah itu membuat permintaan membludak.

Di luar dugaan, banyak tetangga yang memesan untuk para pegawainya. Ada pula pesanan sebuah bank dan perusahaan media di Bali.

Baca juga: Ingin Membuat Masker Kain Rumahan? Coba Tutorial Ini!

Karena bahan baku terbatas dari mulai kain perca dan tali, ia akhirnya menutup produksi masker kain satu lapis.

Ia mulai menjual masker kain dua lapis. Di bagian tengah kain, bisa diselipkan tissue sebagai penyaring.

Proses pembuatan ia lakukan sendiri secara homemade. Ia tidak berani merekrut orang karena pembatasan interaksi untuk mencegah penularan virus corona.

Baca juga: Kisah Cucu, Bikin Masker Murah untuk Bantu Warga Cegah Corona

Di Pekalongan, alumni BLK jahit 1.000 masker

Alumnus BLK Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah menjahit masker untuk tim gugus tugas covid-19Kompas.com/Ari Himawan Alumnus BLK Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah menjahit masker untuk tim gugus tugas covid-19
Alumni Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah patungan untuk membuat masker.

Mereka menjahit masker berbahan kain oxford di ruang BLK Kabupaten Pekalongan dari siang hingga sore hari.

"Ini inisiatif teman-teman alumni BLK kita jahit masker seribu lembar terlebih dahulu untuk paramedis dan tidak untuk dijual," kata Mulyadi salah satu alumni pada Kamis (2/4/2020).

Mulyadi menyempatkan diri menjahit masker karena tempat kerjanya sedang libur.

Baca juga: Pemkot Salatiga Wacanakan Denda untuk Warga yang Tak Tertib Kenakan Masker

Dirinya mengaku prihatin akan kelangkaan masker di pasaran serta harganya yang melambung.

Mulyadi menjelaskan untuk bahan masker adalah kain oxford terbuat dari katun dengan sedikit campuran tetoron.

Pengerjaannya pun didobel agar lebih aman dan bisa dipakai beberapa kali.

Baca juga: Tak Pakai Masker Saat Keluar Rumah, Warga Padang Didenda Sediakan 2 Masker

"Ini bentuk syukur kami juga terhadap pemerintah karena sudah membekali dengan ilmu menjahit gratis," lanjut dia.

Saat packing, masker yang sudah jadi sebelumnya akan disterilkan terlebih dahulu kemudian disalurkan ke gugus depan Covid-19 Kabupaten Pekalongan.

"Kita target seminggu dapat menghasilkan 1000 masker untuk tim gugus tugas. Setelah itu pembuatan untuk warga dan dibagikan secara gratis," kata Kepala UPTD BLK Kabupaten Pekalongan Edi Apriyanto.

Baca juga: Pemerintah: Masih Ada Masyarakat Tak Gunakan Masker dan Tak Cuci Tangan

Zona merah, pemuda buat masker dan dibagikan gratis

IlustrasiPixabay/Coyot Ilustrasi
Kumpulan pemuda yang bermukim di Jalan Sein, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, bergerak menggandeng konveksi untuk membuat masker yang dibagikan ke masyarakat.

Inisiaitif tersebut diambil setelah enam pasien yang meninggal terkait Covid-19 di Tangerang Selatan, empat di antaranya merupakan warga Kecamatan Pondok Aren.

"Pembuatnya kebetulan rekan kami sendiri yang memiliki usaha konveksi. Kemudian saya mengajak anak muda di kampung rumah saja sih buat berbagi setelah dibuat," kata salah satu pemuda setempat, Ahmad Rifai kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).

Dalam satu hari, sebanyak 240 masker kain itu dibagikan door to door.

"Kalau untuk saat ini baru wilayah dan lingkungan sekitar kita saja pembagian dengan tidak menutup kemungkinan juga akan meluas," ucapnya.

Baca juga: Permukimannya Jadi Zona Merah, Pemuda di Pondok Aren Buat Masker untuk Dibagikan ke Warga

Bagikan 30.00 masker buatan UMKM

Saifudin Ghozali (kanan), saat mewakili penerimaan bantuan APD dan masker untuk tim medis puskesmas dari anggota DPRD Gresik, Rabu (1/4/2020).KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Saifudin Ghozali (kanan), saat mewakili penerimaan bantuan APD dan masker untuk tim medis puskesmas dari anggota DPRD Gresik, Rabu (1/4/2020).
Di Gresik, anggota DPRD patungan memberikan memberikan sumbangan 50 set Alat Pelindung Diri (APD) dan 30.000 masker kepada tim medis di puskesmas yang ada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Sumbangan berupa APD dan masker tersebut disalurkan melalui Satuan Tugas Gugus Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kabupaten Gresik.

Bantuan kemudian didistribusikan ke puskesmas yang ada di 18 kecamatan di Gresik.

Masker yang dibagikan adalah buatan UMKM yang biasa memproduksi songkok.

Baca juga: Anggota DPRD Gresik Patungan Sumbang 50 Set APD dan 30.000 Masker Buatan UMKM untuk Tim Medis

Ada sekitar 20 UMKM terutama perajin songkok di Gresik yang dirangkul dalam pengadaan masker.

Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani memastikan masker yang diproduksi UMKM sesuai dengan standar.

"Jadi ini partisipasi dari keluarga besar DPRD Gresik. Karena saat ini Gresik masuk dalam darurat Covid-19 dan garda terdepan adalah tim medis," ujar Yani, Rabu (1/4/2020).

Baca juga: UPDATE Kasus Corona di Gresik: Pasien Positif Corona 5 Orang, 57 PDP

Anggota DPRD Bontang siap barter mobil dengan masker

Anggota DPRD Kota Bontang, Bakhtiar Wakkang bersama mobil Strada yang ingin ditukar dengan masker awal Maret 2020.  Istimewa Anggota DPRD Kota Bontang, Bakhtiar Wakkang bersama mobil Strada yang ingin ditukar dengan masker awal Maret 2020.
Bakhtiar Wakkang anggota DPRD Kota Bontang siap menukar (barter) mobilnya dengan masker.

Hal itu ia lakukan karena kelangkaan masker yang melanda Kota Bontang.

“Mobil saya Mitsubishi Strada 2004 bisa ditukar minimal 300 boks masker berstandar kesehatan yang baik. Saya tidak butuh uang, saya butuh masker,” ungkap Bakhtiar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/4/2020).

Masker hasil barter dengan mobil Mitsubishi Strada 2004 seharga di atasa Rp 100 juta itu akan ia bagikan ke masyarakat dan tim medis yang menangani pasien corona.

Baca juga: Anggota DPRD Bontang Siap Barter Mobil Strada dengan 300 Boks Masker

“Saya juga ingin mengetuk pintu hati orang yang suka penimbun. Bangsa kita ini sedang bencana. Masyarakat sedang membutuhkan masker,” jelas dia.

Tawaran itu awalnya ditulis Bakhtiar di Facebook pribadinya. Hingga saat ini ada beberapa yang sudah menawar tapi belum deal karena rata-rata di luar kota.

“Kalau barangnya ready. Silahkan kontak saya. Bisa pesan singkat lewat facebook - Bakhtiar Wakkang. Kita bikin surat perjanjian serah terima, ambil mobil,” jelas politisi NasDem ini.

“Tidak hanya masker. Saya juga buka ruang kepada pemilik alat pelindung diri juga tak masalah. Silakan tukar dengan mobil saya,” pungkas dia.

Baca juga: Wali Kota Sumbang 6 Bulan Gaji, PNS Patungan Bantu Warga Bontang Terdampak Covid-19

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nasrudin Yahya, Masriadi, Zakarias Demon Daton, Ari Himawan Sarono, Reni Susanti, Muhammad Isa Bustomi, Jessi Carina, Hamzah Arfah | Editor: Icha Rastika, Abba Gabrillin, Farid Assifa, Khairina, Wisnubrata, David Oliver Purba

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com