Di luar dugaan, banyak tetangga yang memesan untuk para pegawainya. Ada pula pesanan sebuah bank dan perusahaan media di Bali.
Baca juga: Ingin Membuat Masker Kain Rumahan? Coba Tutorial Ini!
Karena bahan baku terbatas dari mulai kain perca dan tali, ia akhirnya menutup produksi masker kain satu lapis.
Ia mulai menjual masker kain dua lapis. Di bagian tengah kain, bisa diselipkan tissue sebagai penyaring.
Proses pembuatan ia lakukan sendiri secara homemade. Ia tidak berani merekrut orang karena pembatasan interaksi untuk mencegah penularan virus corona.
Baca juga: Kisah Cucu, Bikin Masker Murah untuk Bantu Warga Cegah Corona
Alumni Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah patungan untuk membuat masker.
Mereka menjahit masker berbahan kain oxford di ruang BLK Kabupaten Pekalongan dari siang hingga sore hari.
"Ini inisiatif teman-teman alumni BLK kita jahit masker seribu lembar terlebih dahulu untuk paramedis dan tidak untuk dijual," kata Mulyadi salah satu alumni pada Kamis (2/4/2020).
Mulyadi menyempatkan diri menjahit masker karena tempat kerjanya sedang libur.
Baca juga: Pemkot Salatiga Wacanakan Denda untuk Warga yang Tak Tertib Kenakan Masker
Dirinya mengaku prihatin akan kelangkaan masker di pasaran serta harganya yang melambung.
Mulyadi menjelaskan untuk bahan masker adalah kain oxford terbuat dari katun dengan sedikit campuran tetoron.
Pengerjaannya pun didobel agar lebih aman dan bisa dipakai beberapa kali.
Baca juga: Tak Pakai Masker Saat Keluar Rumah, Warga Padang Didenda Sediakan 2 Masker
"Ini bentuk syukur kami juga terhadap pemerintah karena sudah membekali dengan ilmu menjahit gratis," lanjut dia.
Saat packing, masker yang sudah jadi sebelumnya akan disterilkan terlebih dahulu kemudian disalurkan ke gugus depan Covid-19 Kabupaten Pekalongan.
"Kita target seminggu dapat menghasilkan 1000 masker untuk tim gugus tugas. Setelah itu pembuatan untuk warga dan dibagikan secara gratis," kata Kepala UPTD BLK Kabupaten Pekalongan Edi Apriyanto.
Baca juga: Pemerintah: Masih Ada Masyarakat Tak Gunakan Masker dan Tak Cuci Tangan
Inisiaitif tersebut diambil setelah enam pasien yang meninggal terkait Covid-19 di Tangerang Selatan, empat di antaranya merupakan warga Kecamatan Pondok Aren.
"Pembuatnya kebetulan rekan kami sendiri yang memiliki usaha konveksi. Kemudian saya mengajak anak muda di kampung rumah saja sih buat berbagi setelah dibuat," kata salah satu pemuda setempat, Ahmad Rifai kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).
Dalam satu hari, sebanyak 240 masker kain itu dibagikan door to door.
"Kalau untuk saat ini baru wilayah dan lingkungan sekitar kita saja pembagian dengan tidak menutup kemungkinan juga akan meluas," ucapnya.
Baca juga: Permukimannya Jadi Zona Merah, Pemuda di Pondok Aren Buat Masker untuk Dibagikan ke Warga