KOMPAS.com - Wakil Sekjen DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Abbi Angkasa Perdana Darmaputra mendesak pemerintah untuk membuat kebijakan penyelamatan bagi peternak ayam di Indonesia.
Pasalnya, dengan kondisi harga ayam saat ini yang terus anjlok membuat para peternak terus merugi dan terancam gulung tikar.
Abbi mengatakan, harga ayam livebird (di tingkat peternak) di beberapa daerah hanya Rp 7.000 per kg. Padahal, biaya produksi dikisaran Rp 18.000-19.000 per kg.
“Peternak (ayam) menangis. Peternak tengah berduka,” ujar dalam diskusi daring bersama Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB), Senin (6/4/2020).
Menurutnya, anjloknya harga ayam tersebut dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya adalah karena adanya over supply dan ulah mafia.
Terkait dengan over supply, ia menyebut karena di tengah ancaman virus corona saat ini masyarakat lebih banyak mengurangi aktivitas di luar rumah.
Kondisi itu menyebabkan banyak restoran dan warung makan memilih untuk tutup, sehingga mengurangi permintaan ayam kepada peternak.
Baca juga: Detik-detik Bocah 5 Tahun Tewas di Selokan, Berawal Diajak Beli Pulsa oleh Ibunya
Namun demikian, ditengah kondisi tersebut diduga ada ulah mafia pangan yang memanfaatkan.
Hal itu dibuktikan dengan masih tingginya harga jual ayam di pasar becek dan supermarket.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan