Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2020, 18:42 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Wakil Bupati (Wabup) Sumedang H Erwan Setiawan meminta PT Kahatex merumahkan sementara buruh yang bekerja di pabrik di Jalan Raya Bandung-Garut, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Selain itu, Erwan juga mewajibkan buruh untuk menggunakan masker.

Diketahui, ada sekitar 45.000 buruh yang bekerja di pabrik PT Kahatex di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Permintaan ini disampaikan Erwan menyusul adanya 6 karyawan PT Kahatex di Kabupaten Sumedang yang hasil rapid test-nya reaktif. 

Permintaan Erwan ini disampaikannya saat bertemu direksi PT Kahatex, Senin (6/4/2020).

"Karyawan yang dari luar daerah Sumedang, terutama dari daerah zona merah untuk dirumahkan dahulu, atau tinggal di mess PT Kahatex, ini supaya semua karyawan terpantau," ujar Erwan kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Senin (6/4/2020).

Baca juga: Banjir di Depan Kahatex, Jalan Raya Bandung - Garut Macet Total

Saat berkunjung ke pabrik Kahatex, Erwan juga meminta seluruh karyawan atau buruh menggunakan masker.

"Penggunaan masker untuk seluruh buruh tak terkecuali wajib dilakukan. Ini juga sesuai dengan arahan pemerintah pusat," tutur Erwan.

Erwan menyebutkan, untuk 6 karyawan yang terindikasi positif berdasarkan hasil rapid test diharapkan melakukan isolasi mandiri secara konsisten hingga hasik test swab diketahui.

"Untuk seluruh buruh, saya juga mengimbau ikuti seluruh anjuran pemerintah dalam upaya pencegahan virus corona. Jaga pola makan, terapkan pola hidup bersih dan sehat," kata Erwan. 

Baca juga: Hasil Rapid Test PDP Hamil di Padang Sidempuan yang Meninggal Reaktif

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan
kuman di dalam tubuh. Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara
mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona
SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang
harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).

Baca
selanjutnya di: Setelah Rapid Test, Tes PCR Diperlukan untuk Pastikan Virus Corona.

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan
antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus
dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh,
bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com