Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abaikan Imbauan Pemerintah, Ribuan Warga di NTT Sambut Kedatangan Penyanyi Liga Dangdut dari Jakarta

Kompas.com - 06/04/2020, 17:57 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Ribuan warga Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), berkumpul di Bandara Mali, Alor, untuk menjemput Hamid Haan, satu-satunya kontestan perwakilan Provinsi NTT di ajang Liga Dangdut (LIDA) 2020 saat pulang kampung.

Usai menjemput Hamid, warga dalam jumlah besar kemudian mengendarai sepeda motor dan mobil, mengantar sang penyanyi dangdut tersebut ke rumahnya di Desa Alila Selatan, Kecamatan Alor Barat Laut, Sabtu (4/4/2020) kemarin.

Warga dalam jumlah besar memadati halaman rumah Hamid, meski saat ini virus Covid-19 sedang mewabah.

Padahal, pemerintah pusat maupun Provinsi NTT, telah mengimbau warga untuk menjaga jarak fisik dan menghindari kerumuman.

Baca juga: 8 Pegawai Kemenag Jember Ikut Pelatihan Haji, 2 Jadi PDP Corona

Sebuah video yang beredar di media sosial dan foto memperlihatkan kerumunan massa di pekarangan rumah Hamid.

Warga antusias ingin melihat lebih dekat dengan wajah Hamid, yang beberapa pekan terakhir ini sering muncul di layar televisi. Bahkan, ada warga yang terlihat memanjat pohon.

Video itu juga memperlihatkan pihak pemerintah setempat bersama TNI, Polri dan Satpol PP mengimbau warga untuk segera kembali ke rumah, tetapi warga tetap bersikukuh.

Munculnya video kerumunan ribuan warga itu dibenarkan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, saat memberikan keterangan pers di Kantor Gubernur NTT, Minggu (5/4/2020) sore.

Pemerintah Provinsi NTT, menyesalkan kondisi itu, karena kerumunan warga dalam jumlah besar.

"Kemarin, ada penjemputan seorang putra terbaik NTT yang mengikuti Liga Dangdut Indosiar kemudian pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Alor dan dijemput secara meriah oleh ribuan orang," ujar Marius, yang juga merupakan juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di NTT.

Marius berharap, kejadian seperti ini tidak terulang lagi, untuk bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona di NTT.

Pemerintah provinsi, lanjut Marius, meminta perhatian pemerintah kabupaten dan kota di seluruh NTT, untuk bisa mematuhi aturan yang sudah berlaku dan ditetapkan oleh WHO dan pemerintah pusat soal mengatasi penyebaran virus corona dengan menjaga jarak.

Baca juga: Pemprov Jatim Rekrut 470 Tenaga Medis Percepat Penanganan Covid-19

Menurut Marius, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mendorong semua warga NTT, untuk bisa memiliki komitmen dan kesadaran tinggi guna mengikuti prosedur tetap penanganan virus corona yang telah dibuat.

"Bapak Gubernur juga mendorong kepolisian di seluruh NTT, agar maklumat Kapolri yang sedang berlaku, bisa dilaksanakan di seluruh NTT," ujar Marius.

Kapolres dipanggil

Dihubungi secara terpisah, Kabid Humas Polda NTT Kombes Johannes Bangun, mengatakan, pihaknya telah memanggil sejumlah pihak terkait keberadaan banyaknya warga yang berkerumun saat menjemput kedatangan Hamid.

"Hari ini Pak Kapolda telah mengundang Wakil Bupati Alor dan memanggil Kapolres Alor untuk klarifikasi tentang kedatangan Hamid ke Alor yang mendatangkan banyak massa," kata Johannes, melalui sambungan telepon, Senin (6/4/2020) petang.

Baca juga: Jelang PSBB, Pengawasan Akses Masuk Kota Malang Diperketat

Menurut Johannes, apa yang terjadi di Alor itu, sangat bertentangan degan maklumat Kapolri sehingga perlu adanya klarifikasi tersebut.

Johannes berharap, masyarakat bisa menjalankan maklumat Kapolri yang telah dikeluarkan.

Karena kalau tidak laksanakan, maka ada ancaman pidana yang bisa dikenakan.

"Pesan Pak Kapolda NTT, diharapkan maklumat Bapak Kapolri itu berlaku bukan hanya bagi polisi saja, tetapi untuk semua pihak termasuk masyarakat" ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com