Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Satu Mesin Jahit, Napi Perempuan di Aceh Gotong Royong Jahit Ratusan Masker

Kompas.com - 06/04/2020, 12:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Saat stok masker menipis, 18 narapidana perempuan di Lapas Kelas IIB Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, bergotong royong membuat masker untuk mencegah wabah corona.

Meskipun hanya bermodal satu mesin jahit, para narapidana tersebut mampu memproduksi 300 masker dalam sepekan.

“Hanya satu mesin jahit yang kami punya. Kalau ada beberapa mesin jahit, ini bisa kita produksi banyak. Kalau ada lembaga atau perorangan yang mau bantu mesin jahit, tentu kami bersyukur," kata Kepala Lapas Kelas IIB Lhoksukon Yusnaidi saat dihubungi, Minggu (5/4/2020).

Baca juga: Ini Cara Bupati Banyumas "Paksa" Warganya Pakai Masker, dari Denda hingga Patroli Khusus

Yusnaidi menceritakan, pembuatan masker tersebut berawal dari para narapidana sendiri.

Alasannya, para narapidana ingin mencegah wabah corona masuk ke dalam lapas. Berjalannya waktu, masker karya para narapidana tersebut justru diburu warga.

Seperti diketahui, saat ini di Aceh, stok masker menipis dan banyak warga umum yang kekurangan.

“Sejauh ini sudah 300 masker yang diproduksi. Itu selain untuk kebutuhan kita di Lapas,” kata Yusnaidi.

Baca juga: Kegigihan Napi Perempuan, Produksi Masker di Tengah Wabah Corona

Yusnaidi menjelaskan, ada 18 narapidana yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Mereka masing-masing diberi tugas, antara lain memasang karet pengikat dan menjahit.

Semenatra itu, pihaknya membantu menyediakan bahan kain untuk membuat masker tersebut.

“Delapan orang di antaranya itu bisa menjahit. Saya diminta mereka carikan mesin jahit. Ya, saya cari. Hanya mampu beli satu unit mesin jahit,” katanya.

 

Sementara itu, saat ini sudah ada pesanan dari sejumlah dari Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Namun, karena keterbatasan peralatan, para peminat harus sabar menunggu.

“Bayangkan sendiri seberapa kencang satu mesin jahit. Secanggih apa pun tukang jahitnya, pasti tidak bisa banyak. Ini keterbatasan kita,” kata Yusnaidi.

Yusnaidi menjelaskan, masker itu dijual Rp 9.000 per buah. Harga itu lebih murah dibanding harga pasar yang dijual seharga Rp 10.000.

(Penulis: Kontributor Lhokseumawe, Masriadi | Editor: Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com