KOMPAS.com - Saat stok masker menipis, 18 narapidana perempuan di Lapas Kelas IIB Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, bergotong royong membuat masker untuk mencegah wabah corona.
Meskipun hanya bermodal satu mesin jahit, para narapidana tersebut mampu memproduksi 300 masker dalam sepekan.
“Hanya satu mesin jahit yang kami punya. Kalau ada beberapa mesin jahit, ini bisa kita produksi banyak. Kalau ada lembaga atau perorangan yang mau bantu mesin jahit, tentu kami bersyukur," kata Kepala Lapas Kelas IIB Lhoksukon Yusnaidi saat dihubungi, Minggu (5/4/2020).
Baca juga: Ini Cara Bupati Banyumas "Paksa" Warganya Pakai Masker, dari Denda hingga Patroli Khusus
Yusnaidi menceritakan, pembuatan masker tersebut berawal dari para narapidana sendiri.
Alasannya, para narapidana ingin mencegah wabah corona masuk ke dalam lapas. Berjalannya waktu, masker karya para narapidana tersebut justru diburu warga.
Seperti diketahui, saat ini di Aceh, stok masker menipis dan banyak warga umum yang kekurangan.
“Sejauh ini sudah 300 masker yang diproduksi. Itu selain untuk kebutuhan kita di Lapas,” kata Yusnaidi.
Baca juga: Kegigihan Napi Perempuan, Produksi Masker di Tengah Wabah Corona
Yusnaidi menjelaskan, ada 18 narapidana yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Mereka masing-masing diberi tugas, antara lain memasang karet pengikat dan menjahit.
Semenatra itu, pihaknya membantu menyediakan bahan kain untuk membuat masker tersebut.
“Delapan orang di antaranya itu bisa menjahit. Saya diminta mereka carikan mesin jahit. Ya, saya cari. Hanya mampu beli satu unit mesin jahit,” katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.