Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapid Test di Banten, 201 Orang Terindikasi Positif Corona

Kompas.com - 06/04/2020, 10:40 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten terus melakukan rapid test atau test cepat untuk mendeteksi penyebaran virus corona atau Covid-19.

Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji mengatakan, hingga Minggu (5/4/2020) malam, 4.185 orang sudah melakukan rapid test.

"Hasilnya, 3.984 non-reaktif dan 201 orang reaktif," kata Ati dalam keterangannya, Senin (6/4/2020).

Baca juga: Masuk ke Kota Padang Wajib Gunakan Masker jika Tak Ingin Kena Denda

Ati mengatakan, hasil rapid test tersebut dikumpulkan dari 8 kabupaten dan kota di seluruh Banten.

Rinciannya, Kabupaten Serang 783 non-reaktif dan 3 reaktif.

Kemudian, Kabupaten Tangerang 539 non-reaktif dan 135 reaktif.

Kabupaten Lebak 54 non-reaktif dan 0 reaktif.

Kabupaten Pandeglang 158 non-reaktif dan 1 reaktif.

Baca juga: Kegigihan Napi Perempuan, Produksi Masker di Tengah Wabah Corona

Kemudian Kota Tangerang 2097 non-reaktif dan 53 reaktif.

Kota Cilegon 185 non-reaktif dan 2 reaktif.

Kota Serang 32 non-reaktif dan 0 reaktif.

Terakhir, Kota Tangerang Selatan 136 non-reaktif dan 7 reaktif.

Menurut Ati, hasil reaktif tersebut berarti terindikasi positif terpapar virus.

Namun, hasil itu berdasarkan rapid test, bukan sebagai penegak diagnostik.

Baca juga: 7.300 APD Disebar untuk Tenaga Medis yang Tangani Corona di Banten

Sesuai prosedur pemerintah, untuk benar-benar dikategorikan positif corona, seseorang harus melakukan satu kali rapid test lagi.

Kemudian, jika hasilnya kembali positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan swab tenggorokan.

"Karena diagnosa pasti itu dilakukan pemeriksaan swab," kata Ati.

Adapun, orang yang menjalani rapid test adalah orang yang diprioritaskan seperti pasien dalam pengawasan (PDP).

Hingga saat ini, berdasarkan data yang dipublikasi di situs web Infocorona.bantenprov.go.id, terdapat 132 kasus positif Covid-19 di Banten.

Sementara, PDP berjumlah 471 dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 3.336.

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh. Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).

Baca selanjutnya di https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/03/080300423/setelah-rapid-test-tes-pcr-diperlukan-untuk-pastikan-virus-corona.

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com