Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Oknum Pembina Pramuka Bunuh dan Perkosa Siswi SMP, Naksir Korban dan Bohongi Latihan di Tengah Libur Corona

Kompas.com - 05/04/2020, 05:50 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan berinisial RN (13) bernasib tragis lantaran diperkosa dan dibunuh oleh oknum pembina pramukanya, Aldy Sukma Wijaya (19).

Aldy awalnya membohongi korban dengan mengiriminya pesan bahwa hari itu ada kegiatan pramuka.

Orangtua korban awalnya sempat curiga saat mengantar, lantaran sekolah sepi dan penjaga sekolah mengatakan siswa masih diliburkan karena wabah corona.

Baca juga: 5 Fakta Pemerkosaan Sejenis di Tempat Ibadah, Berawal Menumpang Menginap hingga Diserahkan Warga ke Polisi

Curiga

IlustrasiThinkstock Ilustrasi
Melansir Tribun Sumsel, orangtua RN awalnya sempat curiga ketika anaknya tiba-tiba mendapatkan pesan dari oknum pembina pramukanya.

Saat mengantarkan ke sekolah, orangtua sempat bertanya ke penjaga sekolah mengenai kegiatan di sekolah hari itu.

Namun penjaga sekolah mengatakan, hari itu siswa-siswi masih diliburkan karena wabah corona.

Orangtua RN pun menunggui anaknya dan tak menyangka anaknya akan diperkosa dan dibunuh di sekolahnya.

Baca juga: 5 Fakta Siswi SMK Diperkosa 7 Temannya, Terbongkar dari Ancaman Pelaku di Ponsel, Korban Alami Trauma

 

Ilustrasi facebook.SHUTTERSTOCK Ilustrasi facebook.
Pesan melalui Facebook

RN mendapatkan pesan melalui Facebook dari oknum pembina yang sering membantu kegiatan pramuka di sekolahnya.

Pesan itu diterima pada malam sebelum RN dibunuh dan diperkosa.

Dalam pesan tersebut, Aldy meminta RN datang ke sekolah untuk mengikuti kegiatan pramuka.

Baca juga: Tak Tahu Anaknya Dibunuh dan Diperkosa oleh Pembina Pramuka, Orangtua Siswi SMP Masih Menunggu di Depan Sekolah

Sudah lama menaksir RN

Ilustrasi cintaTeraphim Ilustrasi cinta
Aldy rupanya sudah lama memendam rasa terhadap RN.

Alasannya, korban memiliki paras yang cantik. Aldy pun rupanya suka memperhatikan RN.

"Saya sudah naksir tapi susah mendekatinya," kata dia.

Hal tersebut yang diduga mendasari Aldy membohongi korban kemudian memerkosa dan membunuh RN.

Baca juga: Istri Jadi TKW, Ayah di Lampung Perkosa Anak Kandung Selama 7 Tahun

Kronologi

Kasat Reskrim Polres OKU AKP Wahyu mengatakan, pemerkosaan itu terjadi pada Jumat (3/4/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.

RN diantar orangtuanya ke sekolah setelah mendapat pesan dari oknum pembina pramukanya.

Aldy berbohong, hari itu ada latihan pramuka.

Setelah bertemu dengan RN, Aldy meminta RN menuju lapangan belakang sekolah.

"Saat tiba di lapangan itu, korban diminta balik badan. Pelaku lalu memukul dari belakang menggunakan balok kayu," kata Kasat Reskrim.

Baca juga: Tragedi Balap Liar Tulungagung, 2 Penonton Tewas Tertabrak, Sorak-sorai Berganti Jeritan Ngeri

Dibunuh dan diperkosa

IlustrasiiStockphoto Ilustrasi
RN yang pingsan dibawa ke hutan belakang sekolah.

Di sana, pelaku menggerayangi tubuh RN dan mengira gadis itu telah tewas.

Namun rupanya, RN masih bergerak. Aldy kemudian menusukkan kayu berulang-ulang ke tubuh RN.

Setelah dipastikan tewas, Aldy kembali memerkosa RN.

Baca juga: Guru yang Diduga Perkosa Siswi Difabel di Rote Ndao Ditahan

 Orangtua melapor anaknya hilang

Lantaran anaknya tak kunjung muncul saat ditunggu hingga sore hari, orangtua RN pun melaporkan bahwa RN hilang.

Tubuh RN ditemukan di belakang sekolah, tertutup ranting dan daun usai pencarian dilakukan.

Polisi dengan segera menyelidiki pembunuhan itu dan menangkap Aldy.

"Dugaan pembunuhan ini sudah direncanakan oleh pelaku," kata Kasat Reskrim Wahyu.

Bukan pembina Pramuka

Mengenai status pelaku, Kepala Pusat Informasi Nasional Gerakan Pramuka Guritno mengatakan, Aldy bukan seorang pembina pramuka.

"Dia bukan seorang pembina atau pembantu pembina atau instruktur latihan Pramuka. Yang bersangkutan hanya pernah membantu pelaksanaan sebuah kegiatan Pramuka di Gugus Depan Pramuka yang ada di sekolah tersebut," kata Guritno dalam keterangan tertulisnya.

Menurutnya penyebutan pembina pramuka tidak tepat.

"Selain karena tidak terjadi saat kegiatan kepramukaan, pelaku juga bukan pelatih Pramuka," ujar Guritno.

Syarat untuk menjadi pembina Pramuka, kata dia, serendah-rendahnya pernah mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Palembang Aji YK | Editor: Farid Assifa), Tribun Sumsel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com