Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Gubernur Jabar: 5.000 Kiai Akan Dites Corona, Pesantren Berpotensi Jadi Klaster Baru

Kompas.com - 04/04/2020, 07:46 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, pihaknya akan menggelar rapid test Covid-19 untuk 5.000 ulama di Jabar.

Ulama dimaksud adalah mulai dari tokoh agama di kampung dan desa hingga pimpinan pondok pesantren.

Uu menjelaskan, saat ini virus corona menular melalui klaster-klaster baru. Seperti klaster acara di Sukabumi ketika 300 calon perwira positif Corona melalui rapid test.

Baca juga: 5.312 Desa di Jawa Barat Lakukan Penyemprotan Disinfektan Serentak

 

Lalu kluster tempat ibadah di Bogor yang bahkan menyebabkan tokoh agama meninggal akibat Covid-19 serta klaster lainnya.

Menurut Uu, pesantren juga berpotensi menjadi kluster baru penularan virus Covid-19. Apalagi, kiai atau sesepuh ponpes sering menerima tamu atau bersalaman dengan santri.

Bahkan, santri dengan niat tawasul mencium tangan para kiai. Hal itu berpotensi penularan virus Covid-19.

"Kiai itu masuk kategori B, orang yang sering didatangi dan dikunjungi orang," kata Uu kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (4/4/2020).

Oleh karena itu, kata Uu, Pemprov Jawa Barat akan melakukan rapid test corona secara massif kepada 5.000 kiai di Jawa Barat.

"Pak Gubernur Jabar (Ridwan Kamil) meminta saya untuk koordinasi dengan tokoh ulama, MUI dan pimpin pondok pesantren untuk tes massal ini," kata Uu.

Menurut Uu, seperti halnya Jawa Timur, Jawa Barat juga merupakan gudang kiai, sehingga sangat penting bagi pemerintah untuk menggelar rapid test Covid-19 kepada para kiai.

Uu mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan koordinasi dengan tokoh ulama, MUI dan pondok pesantren di Jabar untuk tes massal Covid-19 ini.

"Tapi setelah kami komunikasi dengan kiai, ada yang enggan (dites Covid-19) dengan alasan malu pada jemaah dan masyarakat kalau hasilnya positif," kata Uu.

Namun Uu mengaku pihaknya terus memberikan pemahaman bahwa tes Covid-19 itu untuk kepentingan bersama, bukan hanya bagi kiai sendiri.

"Saya bilang justru itu untuk kepentingan kiai, jemaah, lembaga dan masyarakat. Kalau kita tak diperiksa, nanti seperti klaster lain, jemaah lain. Tokohnya tidak merasa kena dan terus beaktivitas," katanya.

Baca juga: DPRD Usul Lockdown Jawa Barat Skala Lokal

Uu mengatakan, rapid test Covid-19 bagi 5.000 ulama ini dilakukan untuk kepentingan bersama demi memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Terkai jadwal tes, Uu mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk tokoh ulama dan pesantren.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com