Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Pertama Positif Covid-19 di Pangkalan Bun Ikut Ijtima Ulama Gowa

Kompas.com - 03/04/2020, 22:44 WIB
Khairina

Editor

“Nanti akan dilacak menggunakan bus atau PO apa. Ini semua sedang dilakukan pelacakan pada informasi semua kasus," katanya.

Namun, berdasarkan data yang dihimpung pihak Kepolisian Resor Kotawaringin Barat, perjalanan rombongan Jamaah Tabligh terbagi atas dua gelombang. Via udara ke Makassar, dan via darat-laut melalui Banjarmasin dan Batu licin, Kalimantan Selatan.

Baca juga: Puluhan Santri di Kaltim Berstatus ODP, Pernah Hadir di Ijtima Ulama Gowa

Mereka yang berangkat lewat jalur udara berjumlah 21 orang. Berangkat pada 18 Maret 2020, dan kembali pada 22 Maret 2020. Sedangkan yang melalui rute darat-laut, berjumlah 44 orang. Mereka berangkat pada tanggal 15 Maret dan sampai Pangkalan Bun kembali pada 24 Maret 2020. Rute darat dari Pangkalan Bun hingga Batulicin sangat panjang, ditempuh lebih dari 20 jam.

Rute ini biasanya melewati dan singgah di beberapa kota, seperti Sampit, Palangka Raya, dan beberapa tempat peristirahatan.

Akan dikarantina

Sebanyak 59 anggota Jemaah Tabligh itu dijadwalkan mengikuti rapid tes.

“Jumat pagi ini kita sudah kumpulkan mereka di Islamic Centre untuk melakukan pemeriksaan rapid test,” kata Bupati Nurhidayah.

Keseluruhan warga Jemaah Tabligh itu kemungkinan akan dikarantina khusus sampai dengan 14 hari ke depan.

“Apakah dipulangkan atau dikarantina, ini akan kita bicarakan secara teknis dengan tim. Kalau memungkinkan, 59 ini akan kita karantina khusus. Jadi mereka tidak akan kita pulangkan ke keluarga, sambil melihat kondisi orang per orang ini,” ucap Bupati.

Baca juga: Tiga PDP Corona di Kota Magelang Meninggal, Satu Orang Peserta Ijtima Gowa

Arief Susanto menjelaskan, anggota Jemaah Tabligh itu memang akan dikarantina.

“Nanti dari 60 orang yang menjadi sasaran ini harus dikarantina, karena harus melihat perkembangan dalam 14 hari ke depan. Mungkin juga akan dilakukan rapid tes kembali, setelah negatif 14 hari kita lihat perkembangannya. Tapi bagi yang positif, pasti sudah menjadi penanganan kasus sesuai dengan tata laksana. Positif secara rapid test ya. Jadi tetap harus dikonfirmasi dengan laboratorium untuk memastikan itu,” ungkapnya.

Sekretaris Daerah, yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19, Suyanto menambahkan, skenario untuk isolasi berada di masjid pondok pesantren yang biasa juga disebut Islamic Centre itu. Ia mengungkapkan akan bekerja sama dengan pimpinan pondok di sana.

“Karena ini kepentingannya untuk jemaah dan keluarganya. Dalam posisi diisolasi di pondok itu, berarti dia dipisahkan dari keluarganya. Itu juga bagian dari physical distancing. Keluarga di rumah terhindar. Keluarga yang sudah didatangi teman-teman yang datang dari Gowa ini tetap jadi perhatian penting dari Gugus melalui Dinas Kesehatan untuk ditracking,” kata Suyanto.

Arief mengatakan, pelacakan terhadap interaksi para anggota Jamaah Tabligh itu melibatkan seluruh puskesmas di Kotawaringin Barat yang memiliki wilayah kasus.

“Segera dilakukan penetapan (status) terhadap keluarga, kelompok risiko. Juga kita harus mendapatkan informasi masjid-masjid mana yang sudah digunakan aktivitas kelompok ini. Ini jadi pertimbangan untuk memastikan aktivitas ibadah itu mengurangi risiko kontak atau jaga jarak. Sehingga tidak ada lagi yang mengabaikan faktor-faktor risiko kita di dalam beraktivitas,” kata Arief.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com