Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu Petugas Medis Makamkan Jenazah Pasien Covid-19, Dilempari Batu hingga Dihadang Warga

Kompas.com - 03/04/2020, 19:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Saat petugas medis di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), hendak memakamkan jenazah pasien Covid-19, jalan menuju lokasi pemakaman diblokade warga dengan menggunakan batang kayu dan batu.

Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Macanda, Kelurahan Samata, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada pukul 14.30 WITA, Kamis, (2/4/2020).

Tak hanya itu, warga juga mengusir paksa ambulans yang membawa pasien yang hendak dimakamkan di wilayah Kelurahan Samata.

Baca juga: Massa Tolak Pemakaman 2 Jenazah PDP Corona, Pj Wali Kota Makassar Mengaku Terlambat Dapat Info

"Kami dengan keras menolak wilayah kami dijadikan lahan pemakaman pasien corona dan kami sampaikan kepada pemerintah bahwa Anda keliru sebab Kecamatan Sombaopu adalah wilayah dengan populasi warga terbesar di Kabupaten Gowa," kata Imran, salah seorang warga.

Dilempari batu oleh warga

Puluhan aparat gabungan TNI-Polri bersiaga di lokasi setelah diblokade warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang menolak wilayahnya dijadikan lahan pemakaman pasien covid-19. Kamis, (2/4/2020).KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T. Puluhan aparat gabungan TNI-Polri bersiaga di lokasi setelah diblokade warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang menolak wilayahnya dijadikan lahan pemakaman pasien covid-19. Kamis, (2/4/2020).

Sementara itu, para petugas medis di Banyumas, Jawa Tengah, juga sempat dilempari batu saat akan memakamkan jenazah korban corona. Insiden tersebut sempat terekam video dan menjadi viral di media sosial.

Dalam video itu tampak beberapa petugas medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) akan mengangkat jenazah. Lalu, tiba-tiba seseorang melempar batu ke arah petugas tersebut. Mendapat lemparan batu, seorang petugas pun berteriak, "Jangan lempar batu. Kita juga manusia, Bu!"

Sementara itu, Kades Karang Tengah, Banyumas, Jawa Tengah Karyoto, membenarkan adanya kejadian penolakan pemakaman jenazah Covid-19 di daerahnya.

"Memang ada (penolakan). Kejadiannya di desa sebelah," kata Kartoyo saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (3/4/2020).

Penggali kubur tolak menggali liang lahat

Potongan video Bupati Sidoarjo ikut makamkam korban Covid-19 Kamis (26/3/2020) pagi.KOMPAS.COM/A. FAIZAL Potongan video Bupati Sidoarjo ikut makamkam korban Covid-19 Kamis (26/3/2020) pagi.

Sejumlah penggali kubur menolak untuk menggali kubur saat petugas medis di Sidoarjo hendak melakukan pemakaman pasien meninggal akibat Covid-19.

Alasan para penggali kubur tersebut karena takut tertular virus corona.

Sementara itu, Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin membenarkan kejadian tersebut.

Akibat kondisi itu, bahkan ia sempat mengunjungi rumah para penggali kubur untuk menyakinkannya.

"Tanah sudah digali, tapi setelah itu ditinggal karena takut. Saya sampai kejar ke rumahnya. Saya yakinkan dan saya beri alat pelindung diri," terangnya saat dikonfirmasi, Kamis (26/3/2020).
Ternyata, tak hanya penggali kubur, sopir ambulans juga menolak saat diminta mengantar jenazah ke area pemakaman.

"Karena halangan-halangan itulah, jenazah waktu pemakaman jenazah akhirnya molor. Padahal jenazah harusnya dimakamkan tidak lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal," ujar Nur.

(Penulis: Kontributor Bone, Abdul Haq | Editor: Dony Aprian, Setyo Puji, Phytag Kurniati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com