Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Tasikmalaya Larang RW Tarik Pungutan Semprot Disinfektan ke Warga

Kompas.com - 03/04/2020, 12:08 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, mengaku telah mulai membentuk tim gugus tugas paling bawah tingkat Rukun Warga (RW) di wilayahnya.

Mereka akan bertugas mencegah penyebaran corona seperti penyemprotan disiinfektan, pendataan pemudik serta memberikan edukasi tentang bahaya virus tersebut.

"Ya, gugus tugas sudah mulai dibentuk sampai ke paling bawah tingkat RW. Tiap kelurahan sedang memproses pembentukannya sekarang. Tapi, saya minta jangan sampai nantinya ada protes dari warga dalam pelaksanaannya, apalagi sampai menarik biaya penyemprotan disinfektan dari masyarakat. Awas saya peringatkan, sudah dengar ada yang seperti itu," jelas Budi kepada wartawan, Jumat (4/3/2020).

Baca juga: Lapas Tasikmalaya Bebaskan 34 Narapidana

Budi menambahkan, gugus tugas tingkat RW ini pun nantinya harus memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat untuk menjalankan arahan pemerintah daerah maupun pusat terkait corona.

Hal ini diperlukan supaya seluruh warga tak ada yang menyepelekan lagi tentang bahaya wabah corona ini.

"Kelurahan-kelurahan sudah membentuk ke bawah, nanti edukasinya melalui apa saja, bagaimana kita cegah. Selama ini mereka belum ngerti, harus paham masyarakat. Kalau tak yang penting lebih baik di rumah saja," tambahnya.

Adapun anggaran seluruh kegiatan penanganan corona tiap kampung ini, lanjut Budi, akan dibebankan kepada bantuan kelurahan yang masing-masing telah mendapatkan Rp 1 miliar lebih.

Baca juga: Kisah Polisi Tasikmalaya Bantu Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan Mendapat Apresiasi Kapolda Jabar

Mekanismenya nanti akan diatur oleh tiap kelurahan tentang kebutuhan biayanya melalui pembentukan personil gugus tugas tiap RW tersebut.

Hal ini sebagai upaya serius memerangi corona oleh Pemkot Tasikmalaya yang membutuhkan kerjasama dengan masyarakat.

"Paling utama kesadaran masing-masing warga, gunakan masker karena meminimalisasi penyebaran virus. Kalau selama 30 hari pemerintahan dan masyarakat kompak saya yakin kita bisa melewati wabah ini secara cepat. Jangan tanggung-tanggung, jangan setengah-setengah dan harus memahami langkah ini untuk kepentingan bersama," ujar Budi.

Jika upaya perang corona dengan kekompakan antara masyarakat dan pemerintahan selama 30 hari berjalan sukses, kata Budi, ini akan sejalan dengan proses penanganan corona oleh tenaga medis.

Baca juga: Wali Kota Tasikmalaya Bentuk Tim Covid-19 Tingkat RW dan Alihkan Dana Rp 1 M Per Kelurahan untuk Tangani Corona

Jika pencegahan oleh gugus tugas dan seluruh masyarakat bisa menekan penyebaran, tim medis pun tak akan kewalahan serta mampu maksimal mengobati orang-orang yang terjangkit selama ini.

"Kelengkapan tenaga medis selalu menyampaikan hindari jaga jarak di rumah saja. Artinya supaya tidak terlalu banyak yang dirawat nantinya. Kalau semakin banyak tenaga medis akan kewalahan dan tak akan maksimal dalam penanganannya. Virus ini bisa sembuh, kemarin saja yang positif satu orang sudah sembuh," katanya.

Sampai Kamis 2 April 2020, tercatat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 6 kasus, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 12 orang dan 373 orang dalam pemantauan (ODP).

Dari jumlah tersebut diketahui 1 pasien positif sudah sembuh, 4 orang PDP telah dinyatakan sembuh dan 126 orang berstatus ODP terkonfirmasi selesai bisa pulang kembali ke rumahnya masing-masing setelah dirawat intensif. Sementara dua diantaranta berstatus PDP dan positif corona diketahui meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com