Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Siswi SMK Diperkosa 7 Temannya, Terbongkar dari Ancaman Pelaku di Ponsel, Korban Alami Trauma

Kompas.com - 03/04/2020, 05:43 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diperkosa oleh tujuh orang temannya.

Saat ini, polisi telah menangkap tujuh orang tersebut.

Sementara satu orang tersangka berinisial JA yang merupakan otak pemerkosaan masih dalam pengejaran.

Pasca-pemerkosaan, korban mengalami trauma.

Baca juga: 4 Fakta Siswi SMA Diperkosa 17 Temannya, Selama Tiga Bulan hingga 15 Pelaku di Bawah Umur

1. Diperkosa beramai-ramai dua kali

Ilustrasi PerkosaanKOMPAS.COM/HANDOUT Ilustrasi Perkosaan
Pemerkosaan beramai-ramai itu dilakukan sebanyak dua kali.

Peristiwa pertama terjadi pada Desember 2019 di kantin sekolah yang kosong.

Sedangkan peristiwa kedua terjadi pada Januari 2020 di salah satu rumah tersangka.

Awalnya, polisi menduga, JA yang saat ini masih buron mengajak korban ke lokasi kejadian.

Kemudian tersangka lainnya mengikuti dan memerkosa korban.

Baca juga: Tak Hanya Dibunuh, Mahasiswi di Bengkulu Diduga Diperkosa dan Dirampok

 2. Korban trauma

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Ayah korban yang berinisial MI bercerita, anaknya mengalami trauma pasca-pemerkosaan tersebut.

Meski tidak pernah bercerita kepada keluarganya, korban menunjukkan perubahan sikap.

Ia menjadi kerap marah, bahkan pernah pergi dari rumah selama empat hari.

Dilansir Tribun Medan, korban juga tak mau kembali ke sekolah.

"Kami pikir karena sekolah itu tidak enak makanya mau minta pindah. Tidak tahu kami dia diperlakukan seperti ini," kata MI.

Baca juga: 5 Fakta Pemerkosaan Sejenis di Tempat Ibadah, Berawal Menumpang Menginap hingga Diserahkan Warga ke Polisi

3. Pesan ancaman pelaku di ponsel, kasus terkuak

.Thinkstockphotos .
Ayah korban mengatakan, pemerkosaan anaknya terbongkar berawal dari pesan yang dikirimkan pelaku pada korban.

"Dia enggak pernah cerita sama kami, terbongkarnya itu karena kakaknya bongkar HP dia lah," ungkap dia, dilansir dari Tribun Medan.

Rupanya, kakak korban menemukan sejumlah ancaman dari pelaku pemerkosaan di ponsel adiknya.

"Dibacain lah sama kakaknya pengancaman-pengancaman pelaku. Anakku ini enggak berani ngomong karena diancam kalau cerita akan disebarkan video-video dia," kata MI.

Baca juga: Istri Jadi TKW, Ayah di Lampung Perkosa Anak Kandung Selama 7 Tahun

 

Ilustrasi polisi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi polisi.
4. Dilaporkan ke polisi

Tak terima putrinya diperkosa beramai-ramai di lingkungan sekolah, kasus pemerkosaan kemudian dilaporkan ke Polresta Deliserdang.

Orangtua korban melaporkan kejadian itu ke polisi pada Selasa (31/3/2020).

Laporan dibuktikan dengan Surat Tanda Terima Laporan Polisi bernomor 155/III/2020/ RESTA DS.

"Saya enggak terima anak saya diperlakukan seperti ini. Saya minta supaya para pelaku dihukum seberat-beratnya," kata ibu korban, N (45).

Baca juga: Seorang Pria Dihakimi Massa, Diduga Perkosa Balita 16 Bulan

5. Tujuh orang ditangkap, satu buron

Ilustrasi tersangka ditahan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi tersangka ditahan.
Usai adanya laporan, polisi langsung menangkap tujuh orang.

Mereka adalah YAS, DG, HS, MAT, SAH, RDP, RI. Satu orang di antaranya berstatus saksi, sementara enam lainnya ditetapkan tersangka.

Polisi masih mengejar satu berinisial JA yang merupakan teman dekat korban dan otak pemerkosaan.

"Para tersangka mengakui perbuatannya telah melakukan persetubuhan dan pencabulan terhadap korban. Para tersangka dijerat dengan UU RI no 23 thn 2002 tentang Perlindungan Anak," kata Kasatreskrim Polresta Deli Serdang Kompol M Firdaus.

Sumber: Kompas.com (Kontributor Medan, Dewantoro | Editor: Aprilia Ika) Tribun Medan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com