Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantul Segera Miliki Rumah Sakit Darurat Covid-19

Kompas.com - 01/04/2020, 19:21 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, menyetujui bekas gedung Puskesmas Bambanglipuro menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan pasien yang terinfeksi virus corona.

Rumah sakit ini nantinya akan digunakan untuk mengisolasi pasien dengan gejala ringan, sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan atau dipulangkan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis, sudah mengunjungi bekas Puskesmas Bambanglipuro, di Dawetan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro.

Baca juga: Sempat Kesulitan Dapat RS Rujukan, 2 PDP Corona di Bantul Meninggal

Helmi sudah melaporkan hasil kunjungan itu ke Bupati Bantul Suharsono, dan dilakukan rapat dengan Forkompimda.

Akhirnya, hasil rapat menyetujui penggunaan eks Puskesmas itu untuk digunakan sebagai rumah sakit darurat.

“Dari Gugus tugas akan segera menindaklanjuti mempersiapkan segala sesuatunya agar bisa bisa melaksanakan operasional,” kata Helmi yang juga ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Infeksi COVID-19 kepada wartawan Rabu (1/4/2020)

Disinggung mengenai persiapan, Helmi mengatakan, fasilitas seperti kamar, tempat tidur, toilet dan sebagainya sudah siap.

Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Penuh, Bantul Siap Bangun RS Darurat

Hanya saja perlu pembersihan dan pembenahan agar memenuhi kriteria.

 

Untuk pemenuhan sarana dan prasarana, akan memanfaatkan puskesmas di Kabupaten Bantul seperti tempat tidur, nantinya akan ditarik ke rumah sakit darurat. Hal ini untuk mengurangi belanja.

“Dinas Kesehatan akan mengatur terkait sumber daya manusia, seperti dokter, perawat dan tenaga ahli yang dibutuhkan,” ucapnya.

Sedangkan terkait biaya operasional, Gugus tugas Penanganan Covid -19 Bantul akan rapat dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk menyikapi usulan dari Dinas kesehatan Kabupaten Bantul.

“Tentu TAPD akan menyetujui apabila anggaran untuk kelancaran RS darurat itu. Besarannya belum ditentukan karena belum ada usulan secara resmi dari dinkes,” ucap helmi.

Baca juga: Kajari Bantul Positif Corona, Kondisinya Kini Semakin Membaik

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja mengatakan rumah sakit darurat di Bantul mirip Wisma Atlet di Jakarta,

Fasilitas ini untuk pasien dengan gejala ringan dan sedang, hingga screening rapid test positif tanpa gejala.

Kalau terjadi perburukan akan dibawa ke rumah sakit rujukan. 

Agus mengatakan, di rumah sakit darurat ini tidak ada ruang isolasi khusus yang tekanan negatif.

“Jadi hanya sebagai intermediate dari sebuah rumah sakit. Jadi dipulangkan mungkin punya resiko berinteraksi dengan orang lain, tidak patuh isolasi mandiri sehingga kita perlu rumah sakit darurat,” kata Agus.

 

Menurut Agus, regulasi yang ada sekarang pasien dalam pengawasan (PDP) gejala ringan hingga sedang dan pasien positif bergejala ringan bisa isolasi mandiri di rumah.

Namun Bupati Bantul punya kebijakan berbeda karena jika dipulangkan harus ada petugas bisa memantau isolasi dilakukan secara benar.

Selain itu, masyarakat masih paranoid dengan pasien Covid-19.

“Nanti tentu akan kita pilah pasien dengan kategori yang sama akan kita tentukan dalam satu ruangan,” kata Agus.

Untuk tahap awal akan disediakan sekitar 50 tempat tidur, jika dibutuhkan akan ditambah sampai 100 tempat tidur sesuai dengan kapasitas bekas Puskesmas itu. 

Terkait dengan pendirian rumah sakit darurat, masyarakat sekitar tidak perlu khawatir. Penularan covid-19 melalui cipratan dan bukan melalui udara.

Social distancing, dan physical distancing, cukup membantu mengurangi penularan. Jika menyentuh benda yang tertular bisa dilakukan dengan mencuci tangan. 

Dari data per 1 April 2020 pasien yang sedang dirawat inap, PDP di Kabupaten Bantul 35 orang, ODP 5 orang , dan positif 5 orang. PDP yang meninggal 1 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com