Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2020, 12:41 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Di tengah kekhawatiran masyarakat dunia dan Indonesia terkait penyebaran wabah corona, muncul setitik harapan baru dari petani.

Sejumlah di Purwakarta dan Subang, Jawa Barat, tetap menggelar panen padi di tengah wabah corona yang pandemik ini, Selasa (31/3/2020). Mereka tetap menjalankan aktivitasnnya demi menjaga ketahanan pangan.

Salah satu kegiatan panen padi itu berada di sekitar rest area Masjid Colodong, Purwakarta. Sejumlah perempuan tampak memetik padi huma di daerah persimpangan Jakarta-Bandung dan Cirebon itu.

Ketua DKM Tajug Gede (Masjid Agung) Cilodong, Dedi Mulyadi, Rabu (1/4/2020), mengatakan, panen itu dilakukan di tanah depan halaman rumahnya di Subang dan sekitar Tajug Gede Cilodong.

Baca juga: Bupati Subang Imbau Basmi Kelelawar, Dedi Mulyadi Sebut Kebijakan Tak Berdasar

Menurut Dedi, sebenarnya padi yang ditanam itu merupakan varietas padi gogo, yakni padi yang tak membutuhkan sawah. Tanaman padi model seperti ini bisa ditanam di mana saja sekalipun tanahnya kurang baik.

Ia menyebutkan total padi yang dipanen di dua lokasi, yakni sekitar Tajug Gede Cilodong dan halaman rumahnya di Subang, sebanyak 4 hingga 5 ton per hektare. Namun ia tidak menyebutkan berapa total lahan padi yang dipanen itu.

Dedi juga mengatakan, untuk membantu ketahanan pangan di Indonesia, dia berencana menanam padi gogo di 2.000 lahan yang tak telantar atau status Hak Guna Usaha (HGU) yang tak berfungsi. Lokasinya berada di pinggir tol antara Purwakarta-Karawang.

"Meski tugas saya sebagai anggota DPR adalah pengawasan, tapi saya juga seorang petani. Saya akan coba mengembangkan padi gogo saat sekitar Desember nanti," ujar wakil ketua Komisi IV ini.

Ia yakin dengan pola pengembangan padi yang tak tergantung sawah itu, seperti untuk daerah pegunungan, makan menjadi harapan baru ketahanan pangan, terutama di tengah wabah corona pandemik ini.

Dua sektor penyelamat ekonomi

Dedi mengatakan, pihaknya di Komisi IV telah melakukan rapat virtual untuk membahas dampak dari pandemi virus corona yang mengancam kedaulatan pangan  Indonesia.

"Jadi sektor yang diandalkan hari ini untuk menyelamatkan Indonesia adalah sektor pertanian dan kelautan yaitu meningkatkan produktivitas para petani untuk terus memproduksi pangan rakyat," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/3/2020).

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, jika sektor industri dipastikan lumpuh akibat turun produksinya pasca ditetapkannya prosedur Work From Home hingga social dan physical distancing, maka sektor pertanian dan kelautan bisa diandalkan lantaran paling memungkinkan untuk menerapkan physical distancing (menjaga jarak fisik).

Sebab, para petani dan nelayan dipastikan bekerja berjauhan lebih dari 2 meter dengan petani atau nelayan lainnya.

"Yang paling mungkin masih untuk produksi ya tani dan nelayan. Yang lainnya sudah berat, yang bisa menjaga jarak social distancing cuma petani dan nelayan," jelasnya.

Dedi menjelaskan, Komisi IV DPR RI juga berencana membuat rapat dengar pendapat (RDP) untuk membahas stimulus-stimulus yang wajib diberikan pemerintah kepada petani dan nelayan agar bisa meningkatkan produksinya. Sebab, ditengah pandemi virus corona seperti saat ini pangan impor pun dipastikan bakal berkurang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com