Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Perantau yang Pulang, 80 KK Manggarai Timur Tinggal di Kebun agar Tak Terpapar Corona

Kompas.com - 31/03/2020, 13:33 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sekitar 80 kepala keluarga di Kampung Lopa, Desa Gololeda, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur memilih tinggal di kebun untuk menghindari perantauan yang pulang kampung.

Keputusan tersebut mereka ambil agar terhindar dari wabah corona. Walaupun hingga Selasa (31/3/2020) tidak ada pasien positif corona di Manggarai Timur.

Menurut Kepala Desa Gololeda Martinus Jenama banyak warganya yang tinggal di pondok kebun sejak awal Maret 2020. Jumlahnya warga semakin bertambah sejak 24-25 Maret 2020.

Baca juga: Proses Finishing, RS Corona di Pulau Galang Memiliki Banyak Keunggulan Fasilitas

Menurutnya warga tinggal di kebun agar tak bertemu warga lain yang pulang dari rantau.

"Warga di Kampung Lopa, Desa Gololeda, Kecamatan Borong memilih menghindar ke pondok di kebun-kebun agar terhindar dari wabah virus corona," kata Jenama, Selasa (31/3/2020).

Tak hanya di Desa Gololeda. Puluhan warga di Desa Mbengan, Kecamatan Kota Komba juga menghindari perantauan yang pulang kampung dengan cara tinggal di kebun.

Baca juga: Desa di Sumedang Masih Direndam Banjir 1 Meter, Pengungsi Tak Dibiarkan Berkelompok

Hal tersebut dijelaskan Kepala Desa Mbengan Yohanes.

Ia mengatakan warga tetap memilih tinggal di kebun walaupun petugas medis sudah melakukan sosialisasi terkait penyebaran virus corona di Manggarai Timur.

Menurut Yohanes banyak warganya yang panik karena mendengar banyak orang meninggal karena virus corona.

Bahkan tidak sedirkit warga banyak yang memilik tidak pergi ke pasar untuk membeli sembako dan berdagang.

Baca juga: WNI yang Pulang dari Luar Negeri Harus Kantongi Sertifikat Kesehatan

Dipantau petugas kesehatan

Ilustrasi virus corona di IndonesiaShutterstock Ilustrasi virus corona di Indonesia
Sementara itu warga di Desa Komba, Kecamatan Kota Komba memilih berdiam diri di rumah untuk menghindari penyebaran virus corona.

Namun sebagian kecil dari warga desa masih ke kebun untuk bercocok tanam.

Menurut Kepala Desa Komba Eduardus, warga di desanya telah mengikuti instruksi pemerintah untuk tidak berkumpul sepertu arisan dan menggelar ritual.

Saat ini menurut Eduardus, ada beberapa warganya yang baru pulang dari rantau. Namun mereka diminta tepat tinggal di rumah untuk karantina mandiri dan dipantau petugas kesehatan.

Baca juga: Kasus Suap Masjid Agung, Penyuap Bupati Solok Selatan Segera Disidang

"Memang ada warganya yang baru pulang dari Pulau Bali, dan kini warga itu berada di dalam rumah saja yang tetap dipantau oleh pemerintah desa maupun petugas kesehatan," jelasnya.

Sementara itu Wakil Bupati Manggarai Timur Jaghur Stefanus meminta agar kepala desa dan camat menyosialisasikan dengan baik terkait penyebaran corona ke warga desa.

Sosialisasi juga harus dilakukan kepada warga yang tinggal di kebun untuk menghindari perantau yang pulang.

Baca juga: Wali Kota Tasikmalaya Bentuk Tim Covid-19 Tingkat RW dan Alihkan Dana Rp 1 M Per Kelurahan untuk Tangani Corona

"Saya akan telepon camat untuk memberikan sosialisasi ke kepala desa untuk pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19. Saya juga sedang berada di wilayah Kecamatan Lambaleda untuk memberikan informasi pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19. Saya juga memantau posko Covid-19 di sembilan kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur," ujar Jaghur.

SUMBER : KOMPAS.com (Penulis: Markus Makur | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com