Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Lima Hari Tercatat 70 Ribu Orang Lebih Mudik ke DIY

Kompas.com - 30/03/2020, 22:29 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Jumlah orang yang mudik ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai dengan Senin (30/3/2020) mencapai 70.875 orang.

Mereka mudik mengunakan alat transportasi bus, kereta api, dan pesawat.

"Seperti kita ketahui dalam beberapa hari ini telah terjadi arus pendatang atau arus mudik masuk ke DIY," ujar Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Biwara Yuswantana, Senin (30/3/2020).

Baca juga: Larang Warga Mudik Lebaran, Wali Kota Kendari: Manfaatkan Teknologi untuk Komunikasi

"Sampai hari ini, data yang terkumpul di Dinas Perhubungan itu ada sebanyak 70.875 orang. Itu hitungan dalam rentang lima hari ini," ungkapnya.

Disampaikannya sesuai dengan arahan Gubernur, prinsipnya DIY tidak menolak untuk datangnya pemudik. Artinya tidak ada istilah lock down. Namun yang ada adalah pembatasan sosial.

"Pemudik yang datang dan masuk, itu perlu didata dari mana, siapa saja keluarganya. Ini menjadi sangat penting untuk dilakukan tindaklanjutnya," tegasnya.

Mereka lantas diminta mengurangi aktivitas dan tinggal di rumah selama 14 hari.

Mereka masih diperbolehkan keluar untuk kepentingan-kepentingan mendesak yang tidak bisa ditunda.

Namun, dengan catatan, ketika keluar harus mendata tujuanya ke mana. Ketika beraktivitas di luar harus menaati protokol yang ada, seperti menjaga jarak, menggunakan masker dan selalu cuci tangan saat masuk maupun keluar rumah.

Jika selama 14 hari dirasa kurang sehat, mereka diminta untuk memeriksakan diri di fasilitas layanan kesehatan terdekat.

"Ini adalah untuk bagaimana memutus atau mencegah penularan itu terjadi. Jadi itu arahan Bapak Gubernur," ujarnya.

Baca juga: Sri Sultan HB X Tak Persoalkan Pemudik Masuk ke Yogya, Asalkan...

Para pemudik ini, lanjutnya, akan bermukim di rumah keluarganya yang ada di DIY.

Justru itulah kemudian partisipasi masyarakat menjadi penting untuk melakukan pendataan. Karena muara dari para pemudik itu di desa.

"Peran desa, lurah, RW, RT, Pak Camat, Babinsa dan Bhabinkamtibmas menjadi penting karena semuanya akan ke sana," jelasnya.

Guna mengurangi resiko penularan virus Covid-19 pihaknya membantuk posko gabungan. Posko gabungan ini ada di terminal-terminal yang ada di DIY.

Posko ini melibatkan Dinas Perhubungan, TNI, Polri, Dinas Kesehatan.

"Di situ dilakukan thermogun, pendataan dan penyemprotan terhadap kendaraan yang masuk. Kita upayakan meminta pemerintah pusat ada ketentuan bus-bus harus masuk terminal dan menurunkan penumpang diterminal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com