Saat ini Batan tengah menggodok kerja sama dengan Unpad, UGM, LIPI, ITB, BBLITVET Bogor dan Kementerian Kesehatan untuk kegiatan litbang yang membutuhkan fasilitas pemeliharaan dan penelitian terkait riset biomedis memanfaatkan teknologi nuklir.
Menurut Ahmad, laboratorium ini akan terus disempurnakan. Terutama dengan melengkapi fasilitas.
“Agar dapat digunakan preclinical imaging menggunakan preclinical SPECT/PET/CT khusus rodensia yang saat ini Indonesia belum memilikinya serta terhubung dengan fasilitas laboratorium uji in vitro,” ungkapnya.
Di laboratorium uji in vitro inilah Batan memanfaatkan cell line kanker untuk diimplementasikan ke hewan model dan uji senyawa bertanda secara in vitro.
“Fasilitas laboratorium yang kami miliki saat ini meliputi ruang isolasi untuk mencit dan tikus, ruang breeding, ruang bedah dan tempat penyimpanan alat bahan. Setiap ruangan diisi kandang standar khusus rodent,” tutur Ahmad.
Untuk melengkapi fasilitas tersebut, laboratorium ini memiliki peralatan pengujian berupa meja bedah, alat bedah, mesin sterilisasi alat, mesin anastesi inhalasi khusus rodent dengan chamber khusus.
Kemudian memiliki restrainer khusus rodent, metabolic cage, timbangan analitik, Automatic Gamma Counter Wizard 2, dan freezer kadaver.
Baca juga: Warga Batan Indah Sebut Lokasi Temuan Zat Radioaktif Biasa Digunakan untuk Buang Sampah
Agar laboratorium hewan uji radioaktif ini berfungsi maksimal, dalam pemanfaatannya diawasi dua dokter hewan yang fokus melakukan litbang in vitro dan in vivo terkait hewan uji untuk riset biomedis.
“Ke depan semoga semakin banyak kolaborasi riset baik di dalam ataupun luar negeri,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.