Namun, menurut Haidir, kebijakan lockdown yang dikeluarkan oleh pemerintah Italia, diimbangi dengan pemberian insentif kepada seluruh warga yang terpaksa 'dirumahkan' sementara.
Para pegawai pemerintah, ungkap dia, tetap menerima gaji seperti biasanya.
Sedangkan yang bekerja di sektor swasta, penghasilannya diganti oleh pemerintah Italia.
"Demikian pula dengan pemilik toko, kafe maupun sejenisnya. Mereka menerima insentif dari pemerintah karena usaha mereka tidak boleh berjalan, selama lockdown," ungkap Haidir.
Insentif untuk warga yang tidak bekerja tersebut, ungkap Haidir, diambil pemerintah Italia dari pajak penghasilan dan dana pensiun.
"Itu diambil dari retribusi pajak dan dana pensiun, karena semua profesi dikenakan pajak," ujar dia.
Saling Mengingatkan
Pemberlakuan lockdown di Kota Milan, membuat hubungan antarmasyarakat semakin akrab.
Masyarakat memiliki banyak waktu berkumpul dengan keluarga atau sekadar tegur sapa dengan tetangga di apartemennya.
"Sebenarnya sih berat untuk menjalani karantina ini. Tetapi ya itu tadi, ada sisi positifnya karena jadi lebih banyak waktu untuk kumpul di apartemen," ujar dia.
Solidaritas antarpenghuni apartemen juga semakin kuat.
"Yang positif lagi, hubungan kita dengan tetangga jadi makin akrab. Saling sapa lewat balkon masing-masing jadi lebih sering, sehingga kita makin saling mengenal. Di sini juga saling mengingatkan, saling menguatkan agar mampu menghadapi kondisi seperti ini," ungkap dia.