Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Kalau Tidak Ada APD, Kami Mati

Kompas.com - 30/03/2020, 06:40 WIB
Masriadi ,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Aceh Utara, dr Harry Laksmana mengatakan, sejawat dokter yang bernaung di bawah organisasi profesi itu berkali-kali meminta agar pemerintah pusat menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan pasien Covid-19.

Para dokter yang bekerja di puskesmas sempat ketakutan karena tidak tersedianya APD di puskesmas.

Kondisi itu mengancam keselamatan dokter. Apalagi, dokter di puskesmas bertugas untuk mendeteksi Orang Dalam Pemantauan (OPD) dan Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Teman-teman sejawat itu bilang, ketakutan juga mendeteksi OTG dan ODP. Ini garda depan.  Kalau PDP sudah pasti di rumah sakit rujukan,” kata Harry saat dihubungi, Minggu (29/3/2020).

Baca juga: Cerita Anne Avantie Pilih Hentikan Produksi Kebaya Demi Buat Baju APD

Harry sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin untuk menyediakan APD khusus di puskesmas.

“Saya dengar sudah ada sekarang APD di puskesmas dalam jumlah terbatas, ini kabar baik. Kami siap bertempur garda depan. Namun, juga lindungi juga peralatan tempur kami. Kalau tidak ada APD, kami mati,” ucap Harry.

Harry menyarankan agar ODP dijaga oleh militer seperti TNI/Polri. Sehingga tertib menjalani masa karantina di rumah selama 14 hari.

Untuk itu, Harry terus berkomunikasi soal strategi penanganan virus dengan sejumlah pihak di kabupaten itu.

Termasuk ruang isolasi khusus untuk dokter yang menangani pasien.

“Tadi saya sudah komunikasi ke Direktur Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Bu Ida. Beliau siap memfasilitasi ruangan khusus untuk dokter. Jadi, nanti setelah bekerja, mereka di ruang isolasi, tidak langsung pulang ke rumah. Agar keluarganya juga aman,” ujar Harry.

Harry menyampaikan, ruangan khusus untuk dokter itu penting untuk memastikan dokter sehat dan tidak terjangkit virus.

“Maka kita bilang ini perlu terus disiapkan ruangan isolasi. Sekarang kita bersyukur tidak ada PDP yang dirawat di sini. Kalau nanti ada bagaimana? Kan perlu persiapan. Saya di Rumah Sakit Cut Meutia dan direktur bersama kawan-kawan sejawat berbenah dari hari ke hari,” katanya.

Baca juga: Ini Cerita Dukungan Warga Untuk Tenaga Medis di Indonesia, Kirim Kopi hingga Buatkan APD Gratis

Selain itu, asupan makanan untuk para dokter juga menjadi perhatian serius IDI.

Ini agar mereka dalam keadaan bugar bertugas. Apalagi, para dokter bekerja delapan jam per hari.

“Untuk itu, saya tegaskan kami siap bertempur di garda depan. Namun, tolong bantu juga peralatan tempurnya,” ujar Harry. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com