Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Warga Belanda Positif Terinfeksi Virus Corona di Jatim, Dibantah Pihak Rumah Sakit

Kompas.com - 29/03/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Cek fakta: Benarkah ada warga Belanda positif terinfeksi virus corona dan tidak teridentifikasi saat ia berada di Jawa Timur?

Seorang warga negara Belanda bernama J mengaku dinyatakan terjangkit virus corona, dua bulan setelah menyelesaikan proses pemeriksaan medis di satu rumah sakit di Blitar dan dua rumah sakit di Malang.

Kepada BBC Indonesia, pihak rumah sakit membantah J mengidap Covid-19.

Baca juga: 5 Pasien Positif Corona Tasikmalaya Terpapar Klaster Lembang dan Jakarta

Sementara itu J enggan memberi bukti atas klaimnya karena khawatir dipersoalkan pemerintah Indonesia.

Adapun, seorang warga Malang yang menjadi wali J pada proses rawat inap pada Januari lalu menyatakan ragu bahwa kawannya tersebut terinfeksi covid-19.

Berikut ini hasil penelusuran wartawan BBC News Indonesia.

Apa yang dinyatakan Joey Schouten?

Ketika dihubungi via telepon dari Jakarta, Kamis (26/03), J mengatakan bahwa pada akhir Januari 2020 dia memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit di Blitar, Jawa Timur, karena merasa tidak sehat.

J tidak menyebut apa nama rumah sakit itu. Namun kawan J, yang enggan disebut identitasnya berkata rumah sakit yang dimaksud adalah Budi Rahayu.

"Mereka melakukan pemeriksaan dasar, tapi tidak bisa menangani saya karena tidak memiliki peralatan yang lengkap. Mereka merujuk saya ke Malang, ke RSI Aisyiyah," kata J.

Baca juga: Perjuangan Polisi Bubarkan 3 Resepsi dalam Semalam, Warga Ngotot Corona Tak Bisa Sampai ke Pegunungan

J menyebut RSI Aisyiyah juga tidak bisa menanganinya, walau sudah mengambil darah, tes swab, dan uji urin terhadapnya.

Dari situ, J mengaku lalu pindah ke Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar Malang.

"Di sana petugas medis melakukan hampir semua tes, termasuk x-ray. Mereka bilang saya terjangkit virus, tapi mereka tidak beritahu itu virus apa," ujarnya.

J mengaku sempat menjalani rawat inap di RSUD Saiful Anwar sebelum akhirnya pulang ke rumah yang ditinggalinya selama beberapa bulan terakhir di Blitar, Jawa Timur.

Baca juga: Dapat Tambahan 12.000 Rapid Test Corona, Banten Belum Berencana Gelar Tes Massal

Dua pekan setelah itu, klaim J, dia lantas pulang ke kampung halamannya di Helmond, Belanda.

"Kesehatan saya membaik Saat itu saya tidak tahu banyak tentang corona karena itu masih sangat baru. Dari Belanda, saya berpergian ke Spanyol," ujarnya.

"Di Spanyol berita virus corona ada di mana-mana. Saya jadi bertanya-tanya apakah virus yang saya idap itu corona."

"Saya menghubungkan gejala yang saya rasakan dan bahwa saya sebelum ke Jawa Timur, saya sempat ke Singapura saat Imlek. Semua itu seperti mengarah ke satu kesimpulan," klaim dia.

Baca juga: Dua Warga Positif Corona, Wali Kota Banda Aceh Berlakukan Partial Lockdown

Dari mana J mendapat kabar positif corona?

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Dari Spanyol, kata J, dia mengontak kawannya di Malang untuk mengecek ke rumah sakit yang pernah didatanginya.

Selang beberapa hari, dia mengaku mendapat pesan di aplikasi Whatsapp dari tenaga medis di RSI Aisyiyah.

Rekam gambar pesan Whatsapp itu ditayangkan koran Belanda, Eindhovens Dagblad.

Namun J menolak memberikan nomor yang mengabarinya soal status positif corona yang diklaim ia derita.

Baca juga: PDP Asal Cilacap yang Meninggal di Purwokerto Positif Terinfeksi Covid-19

"Saya berusaha menghubungi nomor itu, tapi nomor itu sudah tidak aktif. Mereka sepertinya berusaha menutup semuanya," klaim J.

"Perasaan saya berkata saya memang positif corona, apalagi salah satu rumah sakit bilang bahwa saya mengidap virus yang mereka tidak ketahui jenisnya."

"Gejala yang saya alami juga persis dengan yang dialami pasien pengidap corona. Saya juga pergi ke Singapura yang didatangi banyak turis dari China."

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Depok 28 Maret: Tambahan 8 Kasus Positif dan 1 Meninggal

"Saya punya bukti bahwa saya dirawat di RSI Aisyiyah. Mereka bilang tidak pernah merawat atau melihat saya. Pernyataan mereka tidak benar," klaimnya.

Namun J juga menolak memberikan bukti itu kepada BBC Indonesia untuk memperkuat pernyataannya.

"Cerita ini awalnya hanya diketahui keluarga saya, sekarang seluruh Belanda dan Indonesia tahu," tuturnya.

"Saya tidak berniat berkonfrontasi dengan rumah sakit. Saya tidak mau dapat masalah. Mungkin lebih baik saya tidak membicarakannya lagi," kata J.

Baca juga: 5 Warga Positif Corona, Tasikmalaya Local Lockdown, Warga dari Zona Merah Dilarang Mudik

Bantahan rumah sakit

Gelang perawatan rumah sakit. Instagram Gelang perawatan rumah sakit.
RSUD Saiful Anwar mengakui bahwa mereka pernah menerima pasien dengan nama J.

Namun, kata juru bicara rumah sakit itu, Rusyandini Perdana, J tidak mengidap virus corona.

"J terdaftar sebagai pasien karena penyakit lain tanggal 23 Januari 2020. Setelah mendapat perawatan, tanggal 25 Januari dia diperbolehkan pulang," ujar Rusyandini.

Sementara itu melalui unggahan di akun Instagram mereka, RSI Aisyiyah menyatakan tidak pernah merawat J. Mereka menyatakan klaim yang diutarakan J sebagai berita bohong.

Baca juga: 5 Pasien Positif Corona Tasikmalaya Terpapar Klaster Lembang dan Jakarta

'Ada kejanggalan'

Seorang perempuan berdomisili di Malang mengaku menjadi wali J dalam proses rawat inap di Rumah Sakit Saiful Anwar.

Namun perempuan yang mengaku mengenal J sejak dua tahun lalu itu meminta identitasnya dirahasiakan.

"Tanggal 21 Maret, saat berita tentang J muncul, dia kirim pesan ke aku lewat Snapchat. Dia bilang kena corona," ujarnya via telepon.

Baca juga: Satu Pasien Positif Covid-19 di Kota Padang Meninggal Dunia

"Aku bertanya-tanya, apakah itu benar atau dia hanya cari alasan untuk bisa ngobrol. Aku lihat di statusnya, dia bilang 'Mom, I'm famous dan ada emoji tertawa dengan air mata."

"Apakah benar dia bangga karena positif corona? Aku merasa ada sesuatu yang salah," kata dia.

Lagipula, sepengetahuan perempuan itu, J tidak pernah memeriksakan diri atau dirawat di RSI Aisyiyah.

Kejanggalannya, menurut dia, mengapa pernyataan bahwa Joey positif corona justru dikeluarkan RSI Aisyiyah.

Baca juga: 3 Jemaah Masjid Jammi di Taman Sari Positif Covid-19, Wali Kota: Di Situ Tempat Ziarah

Perempuan ini lantas menunjukkan bukti percakapannya dengan orang yang menemani J berobat selama di Blitar.

Surat rujukan yang diterima J di Blitar, kata dia, langsung mengarahkan warga Belanda itu ke Rumah Sakit Saiful Anwar, bukan RSI Aisyiyah.

Apakah kawan-kawan J di Jawa Timur menunjukkan gejala corona?

Tidak, kata perempuan sekaligus wali J selama perawatan di RS Saiful Anwar.

"Setelah ada berita J positif, aku ke RS Saiful Anwar, aku takut banget karena itu rumah sakit rujukan untuk penanganan corona," tuturnya.

"Aku minta dites karena dekat dengan orang yang dinyatakan positif. Tapi petugas di sana tidak mau periksa karena aku baik-baik saja," ujarnya.

Sejak akhir Januari hingga berita ini diturunkan, perempuan itu mengaku tidak pernah jatuh sakit atau mengalami batuk kering, flu berat, atau sesak nafas, gejala Covid-19.

Baca juga: Data Terbaru, 4 Orang Positif Covid-19 di Aceh

Keluarga yang tinggal bersamanya pun tak menunjukkan gejala tertular corona, jika benar J mengidap virus tersebut.

"Pasien corona itu biasanya sedih karena sakit dan ingin identitasnya tak diketahui publik. Kenapa dia malah menyebarluaskan keadaannya dan sebangga itu. Apakah itu masuk akal?" tuturnya.

Baca juga: Pemprov Sulsel Siapkan Ruang Isolasi Bintang Lima untuk Tangani Pasien Corona

Siapa J?

Ilustrasi facebook.SHUTTERSTOCK Ilustrasi facebook.
Dalam profil akunnya di Facebook, J mengaku bekerja di perusahaan desain berinisial DC di Belanda.

J juga menyebut Blitar sebagai domisilinya, meski berasal dari Helmond.

Menurut kawan perempuannya di Malang, J tinggal di Blitar selama hampir dua tahun terakhir.

Baca juga: Persiapan RSUD Bung Karno Solo Jadi Rumah Sakit Khusus Pasien Virus Corona Dikebut

"Dia tidak cocok disebut pelancong asal Belanda karena menetap lama di Blitar," kata dia.

Sejak mengklaim tak cepat teridentifikasi mengidap virus corona di Indonesia,  menjadi pemberitaan di berbagai media massa Belanda.

Ia juga diwawancarai secara khusus oleh SLAM!, sebuah stasiun radio berbasis di Naarden, Belanda bagian utara.

Baca juga: IDI Larang Dokter Tanpa APD Tangani Pasien Covid-19

J memiliki akun Instagram yang dikunci, khusus untuk akun yang ia terima sebagai kawannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com