Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Warga Dikarantina Usai Tengok Pasien yang Ternyata Positif Corona, Dusun Ini Langsung 'Local Lockdown'

Kompas.com - 29/03/2020, 06:10 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sedikitnya 90 warga salah satu dusun di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, harus mengkarantina diri karena berkontak dengan orang yang telah dinyatakan positif virus Corona (Covid-19).

Bahkan dusun di Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang itu kini menerapkan 'lockdown' secara lokal.

Hal itu dilakukan agar tak ada warga yang keluar masuk dusun tersebut.

Baca juga: Potret Social Distancing di Penjuru Daerah di Indonesia

Berawal besuk warga sakit

Ilustrasi rumah sakitWavebreakmedia Ilustrasi rumah sakit
Di balik kisah local lockdown tersebut, ada budaya kuat untuk menjenguk warga yang sakit di daerah setempat.

Namun sayangnya mereka tak tahu kalau warga yang mereka besuk ternyata dinyatakan positif terjangkit Covid-19.

"Kami secara mandiri melakukan tracing dengan siapa saja korban ini berinteraksi langsung dan menemukan sedikitnya 90 orang dari 30 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun," ungkap Kepala Desa Gunungwuled, Nashirudin Latif ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).

Menurutnya, warga positif tersebut baru pulang dari Jakarta dan mengalami sakit.

Dia sempat dirawat di rumah sakit lalu dipulangkan karena kondisinya baik.

Baru belakangan hasil tes swab dirinya keluar dengan hasil positif Covid-19.

"Ada satu warga yang baru pulang dari Jakarta dalam kondisi sakit, sempat dirawat di RSUD Goeteng dan dipulangkan karena kondisinya membaik, tapi beberapa hari setelahnya baru keluar hasil swab dan positif corona," ujar dia.

Baca juga: 5 Pesta Pernikahan yang Dibubarkan di Tengah Wabah Corona, Tamu Disemprot Disinfektan dan Bupati Turun Tangan

 

Ilustrasi lockdown karena virus coronaShutterstock Ilustrasi lockdown karena virus corona
Tutup akses dusun

Setelah geger warganya positif Covid-19, pemerintah desa pun memutuskan menutup akses jalan dusun itu.

Warga diminta menerapkan physical distancing dan tetap berada di rumah masing-masing.

Sebagai gantinya, pemdes akan menanggung biaya hidup warga yang melakukan isolasi mandiri sebesar Rp 50.000 per KK per hari.

Biaya hidup tersebut akan diberikan dalam bentuk bahan pangan atau paket sembako.

"Biaya hidup dari 30 KK selama 14 hari, jadi total sekitar Rp 21 juta. Akan dialokasikan dari APBDes, tapi dari hasil konsultasi dengan bupati katanya mau di-back up," katanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: M Iqbal Fahmi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com