Haidir mengungkapkan, fenomena angin puting beliung di danau itu terjadi sekitar 25 menit.
Angin tampak berputar dari awan yang sedang mendung hingga berjung ke air danau, seolah-olah menyedot air tersebut.
Fenomena itu disertai dengan suara gemuruh.
Peristiwa itu terjadi mulai pukul 18.30 WIB hingga 18.55 WIB.
Warga yang menyaksikan beramai-ramai merekam kejadian itu dengan gawai mereka.
Baca juga: Fenomena Equinox di Mesir, Saat Matahari Terbenam di Bahu Sphinx
Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh Zakaria Ahmad mengemukakan, fenomena tersebut adalah waterspout atau belalai air.
Meski masih dapat dikatakan dalam jenis angin puting beliung namun waterspout memiliki perbedaan.
"Bedanya, kalau waterspout terjadi di permukaan air, baik itu di danau atau di permukaan laut dan bisa juga terjadi di sungai yang luas," kata dia.
Waterspout biasanya terjadi di air saat tekanan udara rendah.
Zakaria mengatakan, waterspout disebabkan awan Cymulonimbus.
"Kecepatan angin jenis ini biasanya antara 50 hingga 60 kilometer per jam," kata dia.
Baca juga: Sinkhole Muncul di Tengah Telaga di Gunungkidul
"Ini fenomena biasa terjadi," kata Zakaria.
Angin jenis ini akan melemah ketika pergerakannya menuju atau mencapai daratan.
"Kesimpulannya, waterspout biasa terjadi di wilayah perairan dan puting beliung di daratan," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontribur Takengon, Iwan Bahagia | Editor: Aprilia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.