Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donor Darah Dihentikan karena Corona, Ini Cara PMI Garut Penuhi Kebutuhan Darah

Kompas.com - 27/03/2020, 14:02 WIB
Ari Maulana Karang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Beredarnya larangan berkumpul di keramaian yang melibatkan masyarakat banyak untuk mencegah penyebaran virus corona membuat kegiatan donor darah terhenti. 

Sudah tiga minggu ini, para petugas donor darah di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Garut tidak lagi bisa menggelar acara donor darah.

Penghentian kegiatan donor darah massal tersebut, otomatis membuat pemenuhan kebutuhan darah bagi pasien semua rumah sakit di Garut pun tidak lagi bisa dipenuhi oleh PMI.

Jika ada pasien yang membutuhkan darah, PMI pun meminta keluarga pasien membawa pendonor sendiri ke UTD PMI Garut.

“Sudah hampir tiga minggu tidak ada lagi donor darah, harusnya ada dua donor darah massal di Kampus Unpad Garut yang biasa menghasilkan 300 sampai 400 labu darah dan kampus STIKES Karsa Husada yang biasa menghasilkan 200-an labu darah, tapi semua dibatalkan panitia,” jelas Agus Koswara, petugas pelayanan di UTD PMI Garut, Kamis (26/03/2020).

Baca juga: Cegah Covid-19, Pemkab Garut Akan Produksi Massal Bilik Desinfeksi

Pembatalan kegiatan donor darah tersebut, tidak lepas dari kebijakan pemerintah terkait larangan adanya acara keramaian.

Karenanya, PMI tidak bisa berbuat banyak dan memahami betul apa yang menjadi dasar kebijakan tersebut.

Selain donor darah di dua perguruan tinggi tersebut, menurut Agus, donor darah massal yang skalanya lebih kecil, juga semuanya dibatalkan.

Padahal, dari kegiatan donor darah massal di dua kampus tersebut saja, sudah bisa memenuhi kebutuhan darah sampai akhir bulan.

Baca juga: Diduga Sopir Mengantuk, Elf Masuk Selokan di Garut, Satu Penumpang Tewas

Solusi PMI Garut

Karena kesulitan mendapatkan pendonor, menurut Agus, saat ini pihaknya mencoba mencari solusi agar donor darah tetap bisa dilakukan meski tidak harus ada keramaian agar stok darah bisa tetap aman.

Salahsatunya adalah, dengan cara bagi pihak yang minta penyemprotan disinfektan di lingkungannya, harus juga ikut donor darah.

“Karena PMI ini diberi bantuan oleh pusat sarana untuk penyemportan, jadi bagi mereka masyarakat ataupun kantor, BUMN, BUMD atau pihak-pihak yang lainnya, yang mau mengadakan penyemprotan, bisa negosiasi dengan cara barter dengan donor,” katanya.

Baca juga: Pria Pelaku Video Seks Tiga Pria Satu Wanita Minta Maaf ke Warga Garut

Cara seperti ini, menurut Agus dilakukan untuk menjaga stok darah yang ada di PMI. Karena, jika sampai stok darah tidak ada sama sekali, maka pasien yang membutuhkan akan kesulitan. Terutama, mereka yang jadi penderita Thalasemia yang di Garut saja dalam satu bulan harus tersedia 600 labu darah.

Jika para penderita Thalasemia sampai tidak bisa mendapatkan transfusi darah secara tepat waktu, menurut Agus, hal tersebut bisa berdampak buruk hingga kematian bagi penderita Thalasemia. “Bisa, bisa berdampak kesana (kematian),” jelas Agus.

Namun, cara barter tersebut, menurut Agus juga belum bisa membuat kebutuhan darah tiap bulannya di Garut bisa terpenuhi. Makanya, PMI Pusat juga telah mengeluarkan himbauan agar masyarakat tetap mendonorkan darahnya, meski caranya berbeda dengan mendatangi kantor UTD PMI di daerahnya masing-masing.

“Setelah himbauan donor darah di PMI dikeluarkan, sampai akhir bulan ini saja, kita masih butuh 700 labu darah, belum nanti bulan April, makanya kita berharap masyarakat tetap mendonorkan darahnya dengan datang ke PMI,” katanya.

Baca juga: Meski Sehat, Pengurus Hipmi Garut Bingung Cari Tempat Periksa Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com