Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Penjahit Difabel di Sleman Dapat Pesanan 800 APD, Dipantau Ketat Dokter dan Hati-hati

Kompas.com - 27/03/2020, 12:43 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Para penyandang difabel yang tergabung dalam Koperasi Simpan Pinjam Bank Difabel di Kabupaten Sleman mendapat pesanan Alat Pelindung Diri (APD) berupa pakaian khusus.

Tak tanggung-tanggung, kelompok difabel ini mendapat pesanan 800 pakaian khusus dari rumah sakit.

"Kita mendapat pesanan dari Rumah Sakit PKU (RS PKU Muhammadiyah di wilayah DIY)," ujar Ismanto salah satu penjahit saat ditemui di Dusun Tonggalan, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Kamis (26/03/2020).

Baca juga: Pesawat Hercules Pembawa Ribuan APD Tiba di Kalsel

Ismanto menuturkan rumah sakit memesan APD sebanyak 800 berupa pakaian khusus.

Pesanan dari rumah sakit ini dikerjakan oleh 10 orang, mulai dari membuat pola, memotong bahan sampai menjahit.

Proses pengerjaannya tidak dilakukan dalam satu tempat. Tujuanya agar mengurangi orang berkumpul.

"Kami mulai membuatnya dua hari kemarin, karena kebutuhanya kan mendesak. Kemarin proses memotong bahan, sekarang sudah mulai menjahit," jelasnya.

Menurutnya karena pakaian khusus ini merupakan alat pelindung diri, maka pembuatannya harus sesuai standar rumah sakit. Bahan juga standar dari rumah sakit.

Bahkan, pihak rumah sakit mengirimkan satu pakaian khusus sebagai contoh.

Selain itu, proses pengerjaannya juga disupervisi oleh dokter dari RS PKU Muhammadiyah.

"Kita dipantau dalam proses pembuatannya. Jadi ini sudah sesuai dengan standar mereka," jelasnya.

Selama proses pengerjaan, lanjutnya, penjahit atau pemotong bahan harus menggunakan masker.

Selain itu, posisi duduk masing-masing penjahit harus ada jarak.

"Kalau kesulitan tidak ada, hanya harus sangat hati-hati karena bahannya tipis. Ini pakaian khusus yang untuk sekali pakai," urainya.

Baca juga: Mantan Rektor Unhas Positif Covid-19 Setelah Galang Bantuan APD untuk Tenaga Medis

Dijelaskannya, sebanyak 800 pakaian khusus APD ini ditargetkan selesai dalam waktu dua minggu.

Rata-rata satu orang dalam sehari bisa mengerjakan enam sampai tujuh pakaian khusus.

"Selesai langsung kita kirim, selesai kirim agar bisa langsung digunakan. Karena kondisinya kan mendesak seperti ini dan APD ini sangat dibutuhkan," ujar Ismanto

Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih fokus untuk menyelesaikan pesanan 800 pakaian khusus APD ini. Sehingga belum akan membuat sendiri untuk diperjualbelikan.

"Sudah ada yang pesan sebenarnya, tapi kami fokus ini dulu. Kalau sudah selesai baru kita bisa menerima pesanan lagi, atau memproduksi lebih banyak," kata Ismanto lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com