Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Wabah Corona, 18.752 Perantau dari Jabodetabek Serbu Wonogiri

Kompas.com - 26/03/2020, 13:20 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

 

WONOGIRI, KOMPAS.com-Di tengah pandemik Covid-19, jumlah perantau dari Jabodetabek ke Kabupaten Wonogiri selama sebelas hari terakhir mencapai 18.752 orang.

Angka ituadalah jumlah yang tercatat di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri.

Kepala Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto yang dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (26/3/2020) siang mengatakan, perantau yang dari Jakarta mulai meningkat jumlahnya sejak Minggu (15/3/2020) lalu.

Baca juga: Perantau dari Jabodetabek ke Jateng Meningkat Sejak 4 Hari Terakhir, Ini Pesan Ganjar

“Puncaknya terjadi pada Minggu (22/3/2020) kemarin yang mencapai 2.625 pemudik dengan menumpang 131 bus,” ujar Agus.

Tak hanya pemudik yang melonjak, kata Agus, arus warga yang balik ke Jakarta pun tidak sedikit.

Sebelas hari terakhir jumlah warga yang berangkat ke Jakarta mencapai 15.489 orang.

Selama sebelas hari terakhir, rata-rata kedatangan pemudik ke Wonogiri di atas 1.300-an orang. Jumlah paling banyak sebanyak 2.625 orang dan paling sedikit 1.065 orang.

Sementara jumlah warga yang berangkat ke Jakarta rata-rata di atas 800-an orang. Jumlah paling banyak 1.953 orang dan paling sedikit 680 orang.

Agus mengatakan, kedatangan ribuan perantau ke Wonogiri di tengah pandemik Covid-19 lantaran menghadiri undangan hajatan keluarga hingga tetangga.

Bila hajatan selesai, perantau pulang kembali ke Jakarta.

“Di saat wabah corona saat ini bertepatan dengan musim hajatan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Kami pun tidak bisa melarang,” jelas Agus.

Baca juga: Sopir Bus AKAP Wonogiri-Bogor yang Positif Corona Sempat Dipulangkan dari RS

Untuk mencegah penularan Covid-19, seluruh penumpang diperiksa suhu badannya saat turun di terminal.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penyemprotan dan memberikan imbauan agar penumpang dan kru bus memahami bahayanya virus corona.

Pencegahan itu juga dilakukan agar keluarga dan warga setempat tidak was-was dengan perantau yang pulang ke kampung halamannya.

Rata-rata bus yang masuk dan datang sekitar 100. Hanya saja kedatangan terlihat ramai. Puncaknya tanggal 22 Maret 2020.

Agus khawatir perantau memilih menggunakan mobil pribadi saat pulang ke kampung halaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com