Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Leuwiliang Bogor Bantah Viralkan Data Pribadi Warga Berstatus ODP

Kompas.com - 25/03/2020, 13:14 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Warga jangan panik jika ada ODP corona

Hesti menjelaskan, sejak awal pihaknya wajib melapor data tersebut dan kemudian diserahkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor untuk lanjutan layanan rumah sakit.

Data tersebut diberikan untuk kepentingan penelusuran kontak yang pernah mengunjungi atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan virus.

"Data laporan itukan hanya ke Dinkes yang program gercep (gerak cepat) itu, masalah tersebar kita enggak tahu, kok bisa sampai tersebar karena kita hanya memberikan laporan ke sana," ungkapnya.

Hesti mengaku akan meluruskan pemahaman soal data dan orang yang berstatus ODP kepada keluarga ZA.

Sehingga, masyarakat jangan terlalu panik jika ada informasi warga yang berstatus ODP virus corona. 

Baca juga: Buntut Pasien Positif Corona Meninggal Pulang Umrah, Pemkot Makassar Tracing 8 Travel dan Pantau 600 Orang

Bekerja di Jakarta menggunakan KRL

Meski demikian, ZA harus tetap menjalani pemantauan, karena memiliki riwayat kontak dengan wilayah yang diketahui merupakan daerah penularan virus corona seperti Jakarta.

Jadi artinya, ZA memiliki mobilitas tinggi karena bekerja di Jakarta menggunakan kereta KRL, meskipun tidak termasuk dalam kriteria yang terkonfirmasi tertular virus corona.

"Sekarang itu banyak yang ke RS dengan keluhan batuk, pilek. Kita juga tanya ada enggak kontak dengan orang lain, jadi sekarang itu enggak harus ke luar negeri. Karena di Jabar dan Jabodetabek sudah dinyatakan red zone terutama Kabupaten Bogor. Siapa yang pernah kontak dengan penderita maupun di luar rumah yang banyak kerumunannya bisa ODP," ungkapnya.

Baca juga: Ada 1.938 ODP Corona di Kalbar, Mayoritas Pekerja Migran dari Malaysia

"Jadi siapapun bisa membawa karier seorang itu, untuk yang komplain ini kan datang batuk, pilek setelah diperiksa normal (negatif) tapi pas ditanya ada kontak apa enggak pengakuannya dia kerja di Jakarta riwayat dia sering naik KRL kan kemungkinan dia terpapar karena mobilitasnya tinggi jadi dia ODP," sambungnya.

Menurutnya, jika memang ZA sampai dikucilkan di lingkungan sekitar berarti masyarakatnya belum paham. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan promosi kesehatan.

"Yah wajarlah masyarakatkan belum paham banget, jadi seolah-olah kalau ODP langsung berasa dapat azab, jadi aib di masyarakat, seolah-olah dikucilkan sebenarnya sih jangan begitu," ungkap dia.

Baca juga: Bupati Bogor Lakukan Pengawasan Ketat di Desa-desa untuk Cegah Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com