Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pribadi Tersebar, ODP Asal Bogor Ini Mendapat Stigma Masyarakat

Kompas.com - 24/03/2020, 14:28 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Seorang warga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat berinisial ZA merasa dirugikan setelah data hasil pemeriksaan rumah sakit tersebar di media sosial WhatsApp.

Dalam informasi yang beredar, ZA disebut sebagai pasien virus corona atau Covid-19.

Padahal, rumah sakit menyatakan bahwa ZA berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

Baca juga: Dua Kali Pencurian di RSUD Pagelaran Cianjur, 20.000 Masker Hilang

Pria berusia 26 tahun ini pun menyayangkan data yang tersebar itu.

Menurut dia, informasi yang tersebar itu membuat banyak warga menjauhi dan mengucilkan dia karena stigma.

Sebab, data tersebut menampilkan nama lengkap hingga alamat ZA.

Menurut ZA, kejadian itu terjadi pada Senin (23/3/2020), atau lima hari setelah pemeriksaan di RSUD Leuwiliang.

Baca juga: Positif Covid-19, Wakil Wali Kota Bandung Kondisinya Membaik

Pada saat itu, ia terkejut lantaran menerima potongan dokumen yang diunggah di status WhatsApp.

Pada dokumen itu tertulis pasien Covid-19 lengkap dengan nama beserta alamat rumahnya.

"Di surat itu ada keterangan pasien corona, ada list-list nama-namanya dan ada nama saya. Tanggal lahir juga di situ lengkap dengan alamatku," ucap ZA ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (24/3/2020).

Sejak kejadian itu, sejumlah warga sempat mendatangi rumahnya dan menanyakan perihal kebenaran terjangkit virus corona.

Begitu pula dengan rekan dan saudaranya yang selalu menghubungi untuk memastikan kondisi kesehatannya.

Setelah itu, menurut ZA, sejumlah warga mulai mengucilkan dan sempat menegur dirinya.

Baca juga: 31 Warga Nias Jadi ODP Covid-19

"Panik karena teman-teman semua hampir telepon. Bahkan keluarga saya, terus sampai tetangga juga pada tanya. 'Kok itu Zulkifli kena corona diam-diam saja kan, takutnya yang lain kena'," ucap ZA saat menirukan ucapan orang lain.

"Saya sedih sih sebenarnya, sudah orangtua saya enggak ada, tinggal sama kakak, digituin lagi. Padahal kan status saya ODP bukan positif corona," kata dia.

Kronologi awal

Ia menjelaskan bahwa pada hari Kamis lalu, ia memeriksakan diri ke RSUD Leuwiliang, karena keluhan batuk, pilek dan demam.

Sesuai perintah dokter, saat itu ia disuruh menjalani serangkaian tes virus corona, seperti tes darah sebanyak dua kali dan rontgen paru.

Hasil pemeriksaan, semuanya normal dan dinyatakan negatif. Meski begitu, dirinya tetap masuk dalam daftar ODP, karena bekerja di Jakarta.

Baca juga: Perantau dari Sumatera Barat Diminta Tidak Pulang Kampung

Ia menyebut bahwa dalam pemeriksaan itu sempat dilakukan wawancara tentang riwayat perjalanan.

Namun, kepada dokter dia menjelaskan bahwa  dia tidak memiliki riwayat keluar negeri dan hanya memiliki mobilitas tinggi, bekerja menggunakan KRL setiap hari.

Usai wawancara, dokter juga memperbolehkan pulang dan diizinkan bekerja.

Namun, tetap dengan catatan berstatus ODP.

"Pas hasilnya keluar, dibilangnya negatif dan saya tanya, terus saya bisa keluar untuk kerja? Kalau itu enggak masalah kata petugasnya, cuma statusnya ODP. Jadi nanti dipantau sama Dinas, bilangnya begitu. Aneh banget makanya," kata ZA.

ZA telah berupaya melaporkan pihak-pihak yang diduga telah menyebarkan dokumen pribadi tersebut.

Ia berharap, orang yang menyebarkan itu dihukum seberat-beratnya, agar tidak terjadi lagi hal serupa di kemudian hari.

Menurut dia, masalah ini jadi hal krusial yang seharusnya sudah tidak boleh terjadi lagi. Begitu pula para tenaga medis yang seharusnya menjaga hak-hak pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com