Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pribadi Tersebar, ODP Asal Bogor Ini Mendapat Stigma Masyarakat

Kompas.com - 24/03/2020, 14:28 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

"Panik karena teman-teman semua hampir telepon. Bahkan keluarga saya, terus sampai tetangga juga pada tanya. 'Kok itu Zulkifli kena corona diam-diam saja kan, takutnya yang lain kena'," ucap ZA saat menirukan ucapan orang lain.

"Saya sedih sih sebenarnya, sudah orangtua saya enggak ada, tinggal sama kakak, digituin lagi. Padahal kan status saya ODP bukan positif corona," kata dia.

Kronologi awal

Ia menjelaskan bahwa pada hari Kamis lalu, ia memeriksakan diri ke RSUD Leuwiliang, karena keluhan batuk, pilek dan demam.

Sesuai perintah dokter, saat itu ia disuruh menjalani serangkaian tes virus corona, seperti tes darah sebanyak dua kali dan rontgen paru.

Hasil pemeriksaan, semuanya normal dan dinyatakan negatif. Meski begitu, dirinya tetap masuk dalam daftar ODP, karena bekerja di Jakarta.

Baca juga: Perantau dari Sumatera Barat Diminta Tidak Pulang Kampung

Ia menyebut bahwa dalam pemeriksaan itu sempat dilakukan wawancara tentang riwayat perjalanan.

Namun, kepada dokter dia menjelaskan bahwa  dia tidak memiliki riwayat keluar negeri dan hanya memiliki mobilitas tinggi, bekerja menggunakan KRL setiap hari.

Usai wawancara, dokter juga memperbolehkan pulang dan diizinkan bekerja.

Namun, tetap dengan catatan berstatus ODP.

"Pas hasilnya keluar, dibilangnya negatif dan saya tanya, terus saya bisa keluar untuk kerja? Kalau itu enggak masalah kata petugasnya, cuma statusnya ODP. Jadi nanti dipantau sama Dinas, bilangnya begitu. Aneh banget makanya," kata ZA.

ZA telah berupaya melaporkan pihak-pihak yang diduga telah menyebarkan dokumen pribadi tersebut.

Ia berharap, orang yang menyebarkan itu dihukum seberat-beratnya, agar tidak terjadi lagi hal serupa di kemudian hari.

Menurut dia, masalah ini jadi hal krusial yang seharusnya sudah tidak boleh terjadi lagi. Begitu pula para tenaga medis yang seharusnya menjaga hak-hak pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com