Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta PDP Corona Ditolak 4 Rumah Sakit, Ruangan Puskesmas Disulap Tempat Isolasi, Petugas Pakai Jas Hujan

Kompas.com - 24/03/2020, 10:14 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang warga Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah mengeluhkan gejala batuk, pilek, demam dan sesak napas.

Pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta.

Meski berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), pasien itu belum mendapatkan fasilitas pemeriksaan penunjang dan swab hidung.

Ironisnya, ia pun ditolak di sejumlah rumah sakit di Purbalingga.

Baca juga: Sederet Fakta Lengkap di Balik Solo KLB Virus Corona...

Baru pulang dari Jakarta

Ilustrasi JakartaShutterstock Ilustrasi Jakarta
Kepala Puskesmas Kejobong Dyah Kurniasih menjelaskan, pasien memang sering melakukan perjalanan ke luar kota.

"Kebetulan pasien ini juga baru saja pulang dari Jakarta," ungkap Dyah.

Pasien kemudian mengeluh sakit batuk, pilek, demam dan sesak napas.

"Sehingga sesuai juknis (petunjuk teknis) kami kategorikan sebagai PDP," kata Dyah.

Pasien sebelumnya sempat berobat ke Bumiayu dengan keluhan yang sama.

Baca juga: Saat Risma hingga Aa Gym Terjun Bersenjata Pengeras Suara Tegakkan Social Distancing Cegah Corona

Ditolak rumah sakit, belum tes swab

Ilustrasi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona
Meski telah berstatus PDP, pasien belum mendapatkan fasilitas pemeriksaan penunjang dan tes swab hidung.

Ia pun mendapat penolakan dari sejumlah rumah sakit setempat.

Saat Dyah mencoba menghubungi rumah sakit, hasilnya pun sama.

Ada rumah sakit yang mengaku belum siap menerima hingga berdalih ruang isolasinya penuh.

"Kami berusaha menghubungi empat rumah sakit. Namun di RSUD Goeteng dan RS Harapan Ibu penuh, sedangkan di RS Nirmala dan RS Emanuel belum siap menerima," katanya.

Baca juga: 67 Pembesuk Pasien Positif Corona asal Wonogiri Diobservasi

Sulap ruang rawat inap Puskesmas jadi tempat isolasi

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona
Dyah mengaku pihaknya tak mungkin diam, apalagi melihat kondisi pasien yang semakin memburuk.

Dyah kemudian memutuskan menyulap ruang rawat inap Puskesmas sebagai ruang isolasi darurat sementara.

Ia menyiapkan satu ruangan kosong untuk si pasien.

Petugas medis juga menggunakan barang-barang yang ada sebagai Alat Pengaman Diri (APD).

"Ada satu ruangan yang kita kosongkan khusus untuk pasien itu, APD kami pakai alat sederhana kayak jas hujan sama bikin kacamata google dari mika," kata dia.

Ia berkomitmen merawat pasien itu hingga mendapat kepastian rujukan ke rumah sakit.

Baca juga: Ganjar Prioritaskan Semarang dan Solo untuk Rapid Test Corona, Begini Skenarionya

Penjelasan kepala dinas kesehatan

Ilustrasi virus corona. Virus corona, SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.Shutterstock Ilustrasi virus corona. Virus corona, SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Hanung Wikantono menjelaskan, Pemkab telah menyiapkan ruang isolasi tambahan untuk menyesuaikan jumlah PDP yang melonjak.

Hingga saat ini, lanjutnya, baru dua rumah sakit negeri yang memiliki ruang isolasi, yakni RSUD dan Panti Nugroho,

"Sementara empat RS swasta kami dorong untuk menyiapkan ruang isolasi tambahan, jadi pasien-pasien ini istilahnya menunggu antrean," kata dia.

Hanung juga menyiapkan ruang isolasi darurat seperti di kompleks UPTD Logam Kelurahan Purbalingga Lor dan gedung bekas Panti Nugroho di Jalan Isdiman.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com