Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pesawat TNI AU Ditembaki di Papua | Cerita Polisi Sulitnya Minta Warga Tetap di Rumah

Kompas.com - 24/03/2020, 06:53 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Pesawat CASA CN A-2909 milik TNI AU ditembaki saat sedang terbang di atas kawasan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, tepatnya di atas Distrik Serambakon pada ketinggian 4.800 kaki, Senin (23/3/2020) sekitar pukul 08.50 WIT.

Akibatnya peristiwa itu, terdapat lima lubang bekas tembakan di sayap bagian kanan pesawat.

Setelah kejadian tersebut, TNI akan mengejar pelaku penembakan itu.

Sementara itu, Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana menceritakan sulitnya saat pihaknya meminta warga yang sedang nongkrong di sejumlah warung kopi (warkop) dan kafe di seputaran jalan menuju Bandara Supadio Pontianak, untuk pulang ke rumah.

Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.  Bahkan, saat pihaknya menyampaikan imbauan, ada warga yang tertawa.

Baca lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Pesawat TNI AU ditembaki di Pegunungan Bintan, Papua

Ilustrasi pesawatShutterstock Ilustrasi pesawat

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto mengatakan, pesawat CASA CN A-2909 ditembaki saat sedang terbang.

Penembakan itu, katanya, terjadi sekitar pukul 08.50 WIT.

"Saat landing di Oksibil dan dilakukan pengecekan, ternyata ada lima titik lubang bekas tembakan," ujarnya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin siang.

Saat itu, katanya, Pesawat CASA CN A-2909 sedang melaksanan penerbangan rute Jayapura-Oksibil.

Eko menegaskan, TNI akan mengejar pelaku penembakan dan tim segera menuju Distrik Serambakon.

"Kita belum tahu pelakunya, ini sedang didalami," katanya.

Baca juga: Pesawat TNI AU Ditembaki di Pegunungan Bintang, Papua

 

2. Polisi ceritakan sulitnya minta warga tetap di rumah

Tangkapan layar video Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana saat merazia warkop dan kafe di seputan jalan menuju Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (22/3/2020).istimewa Tangkapan layar video Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana saat merazia warkop dan kafe di seputan jalan menuju Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (22/3/2020).

Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana menceritakan sulitnya saat pihaknya meminta warga yang sedang nongkrong di sejumlah warung kopi (warkop) dan kafe di seputaran jalan menuju Bandara Supadio Pontianak, untuk pulang ke rumah.

"Bahkan saat dibubarkan pun, mereka hanya pindah ke tempat lain, bukan pulang ke rumah," kata Yani Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Dalam sebuah video yang beredar, tampak Yani berucap akan sujud jika warga masih tetap tidak membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.

"Saya sampai mengatakan (akan sujud) itu karena kami sudah imbau berkali-kali, tapi mereka tetap duduk. Bahkan ada yang tertawa saat kami menyampaikan imbuan, seolah Covid-19 ini biasa saja," ujarnya.

Baca juga: Polisi Ini Ceritakan Sulitnya Minta Warga Tetap di Rumah: Ada yang Tertawa Saat Diimbau

 

3. Meninggal di Batam, ini perjalanan pasien positif corona yang hadiri acara GPIB

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam Didi Sumarjadi mengatakan, pasien ketiga yang positif virus corona di Kepulauan Riau meninggal.

Sebelumnya, kondisi pasien yang pernah menghadiri seminar Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) di Bogor itu sempat membaik dan stabil.

"Kondisinya sempat stabil, tapi sore tadi, tiba-tiba saja menurun hingga akhirnya meninggal dunia," kata Didi melalui pesan singkat, Minggu (22/3/2020).

Sebelum ditetapkan pasien positif corona, pasien itu memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta. Perjalanan itu dimulai pada 21 Februari 2020.

Pasien itu kembali ke Batam pada 4 Maret 2020. Sehari setelahnya, ia mengeluh demam dan batuk berdahak.

Kemudian pasien itu memeriksakan diri di fasilitas kesehatan primer di dekat rumahnya.

"Setelah berobat ini kondisinya terus membaik, bahkan tanggal 7 Maret 2020 sudah tidak ada keluhan lagi," jelasnya.

Baca juga: Meninggal di Batam, Ini Kronologi Perjalanan Pasien Positif Corona yang Hadiri Acara GPIB

 

4. Guru perkosa siswi difabel

Ilustrasi pencabulanSHUTTERSTOCK Ilustrasi pencabulan

Seorang guru di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial TU, diduga memerkosa siswi difabel berinisial, AN (19).

Kasus ini terbongkar setelah AN melaporkan tindakan gurunya ke Polres Rote Ndao.

Kasubag Humas Polres Rote Ndao Aiptu Anam Nurcahyo mengatakan, AN diperkosa di hutan yang tak jauh dari sekolah.

Anam menjelaskan, peristiwa berawal ketika TU membonceng AN dari asramanya menuju Ba'a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao.

Mereka hendak membeli bakso. Setelah membeli bakso, TU membonceng korban kembali ke asrama.

"Namun, sesampainya di hutan dekat asrama, terlapor (TU) mengarahkan sepeda motor ke hutan," kata Anam kepada Kompas.com, Minggu (21/3/2020) malam.

TU lalu membuka pakaiannya dan meminta korban melakukan oral seks, tapi AN menolak.

"Terlapor sempat melakukan pemaksaan untuk meremas payudara korban kemudian membaringkan korban di atas tanah dan selanjutnya memerkosa korban," ujar Anam.

Baca juga: Kasus Pemerkosaan Siswi Difabel, Guru Jemput dan Antar Korban ke Asrama

 

5. Kronologi penumpang bus Primajasa meninggal

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah

Sebuah video mengenai penumpang yang meninggal di dalam Bus Primajasa beredar di media sosial.

Dalam video yang beredar, memperlihatkan petugas medis berpakaian alat pelindung lengkap sedang mengevakuasi seseorang dari dalam bus.

Kapolres Subang AKBP Teddy Fanani menduga, penumpang itu meninggal akibat sakit maag kronis.

"Itu bukan karena corona, berdasarkan pemeriksaan dokter karena maag kronis," kata Teddy saat dihubungi, Senin (23/3/2020).

Teddy menjelaskan, awalnya Bus Primajasa jurusan Kuningan-Bekasi tersebut berhenti di Rest Area 102 untuk mengisi bahan bakar.

Kemudian, penumpang yang berada di sebelah korban melaporkan kepada sopir tentang korban yang sudah tak sadarkan diri.

Para penumpang bus kemudian menjadi ketakutan.

"Oleh sopir, yang bersangkutan diantarkan menggunakan Bus ke RSUD Ciereng Subang, karena lokasinya paling dekat," katanya.

Baca juga: Kronologi Penumpang Bus Primajasa yang Meninggal, Disebut Bukan akibat Corona

 

Penulis : Dhias Suwandi, Farida Farhan, Sigiranus Marutho Bere, Hendra Cipta, Hadi Maulana | Editor David Oliver Purba, Abba Gabrillin, Dheri Agriesta, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com