Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] WNA Positif Corona di Bali Meninggal di Pinggir Jalan | Bantahan DPRD Blora Soal Pemeriksaan Kesehatan

Kompas.com - 22/03/2020, 06:00 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Seorang warga negara asing (WNA) yang meninggal di pinggir Jalan Imam Bonjol, Denpasar, Bali, pada Senin (16/3/2020) ternyata positif virus corona.

Awalnya, WNA tersebut diduga hanya terkena serangan penyakit jantung. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan di Laboratorium dinyatakan juga positif virus corona.

Sementara di Jawa Tengah, Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto membantah jika anggotanya telah menolak pemeriksaan kesehatan usai kunjungan kerja dari Lombok, NTB.

Terkait sikap emosi yang ditunjukan oleh beberapa anggotanya tersebut dianggap karena merasa tak nyaman saat dilakukan pemeriksaan di terminal.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. WNA positif corona meninggal di Bali

Petugas dari rumah sakit memakai APD saat evakuasi seorang WNA yang diduga sakit dan tak sadarkan diri di pinggir jalan. Petugas dari rumah sakit memakai APD saat evakuasi seorang WNA yang diduga sakit dan tak sadarkan diri di pinggir jalan.

Kabar mengejutkan datang dari Denpasar, Bali.

Sebab, WNA yang sebelumnya dikabarkan meninggal di pinggir Jalan Imam Bonjol pada Senin (16/3/2020) tersebut diketahui tidak hanya karena serangan penyakit jantung, melainkan juga positif virus corona.

"Dokter lakukan pemeriksaan awal, ada (penyakit) jantung. Namun demikian dalam situasi ini dilakukan penanganan berkaitan Covid-19, cek lab hasilnya positif," kata Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra, Sabtu (21/3/2020).

Dengan adanya kasus itu, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di Bali menjadi dua orang. Keduanya merupakan WNA.

Baca juga: WNA yang Meninggal di Pinggir Jalan Bali Ternyata Positif Virus Corona

2. Klarifikasi DPRD Blora soal pemeriksaan kesehatan

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Siswanto saat ditemui di Blora, Jumat (20/3/2020).Dokumen Warga Blora Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Siswanto saat ditemui di Blora, Jumat (20/3/2020).

Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto membantah jika anggotanya menolak dilakukan pemeriksaan kesehatan usai melakukan kunjungan kerja di Lombok, NTB, pada Kamis (19/3/2020).

"Justru saya yang bertanya, informasi dari mana kalau DPRD menolak dites dan diperiksa kesehatannya," ujar Siswanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/3/2020).

Menurutnya, nada tinggi yang dilontarkan salah satu anggotanya terhadap tim medis dari DKK Blora itu hanya karena merasa tidak nyaman ketika pemeriksaannya dilakukan di tempat keramaian.

"Jadi tidak ada yang menolak. Memang ada yang ingin pemeriksaannya di RSUD, tetapi bukan menolak. Apalagi habis perjalanan jauh, hujan, dan malam sehingga ingin di rumah sakit, " ungkap Siswanto.

Baca juga: DPRD Blora: Informasi Dari Mana Kita Menolak Diperiksa Kesehatan

3. Bupati Banyumas buat hand sanitizer dari ciu

Bupati Banyumas Achmad Husein membagikan handsanitizer yang diproduksi anggota Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Banyumas kepada pengguna jalan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/3/2020).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Bupati Banyumas Achmad Husein membagikan handsanitizer yang diproduksi anggota Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Banyumas kepada pengguna jalan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/3/2020).

Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Achmad Husein berencana untuk membuat hand sanitizer dari bahan baku ciu.

Hal itu dilakukan karena kebutuhan hand sanitizer melonjak tajam seiring dengan mewabahnya virus corona.

Ide untuk membuat hand sanitizer dari bahan baku ciu tersebut menurutnya sudah dilakukan uji coba sendiri dan hasilnya memuaskan.

"Saya pakai gliserin untuk penghalus dan hidrogen peroksida, itu antiseptik," kata Husein.

Baca juga: Ciu Banyumas Akan Dimanfaatkan Jadi Bahan Hand Sanitizer, Bupati: Daripada Buat Mabuk-mabukan

4. Balita tewas dianiaya ayah, ibu tiri, dan tantenya

Ilustrasi Kekerasan pada anakShutterstock Ilustrasi Kekerasan pada anak

AFH yang berusia 3,5 tahun tewas setelah mengalami pendarahan di otak.

Ia diduga menjadi korban penganiayaan oleh ayah kandungnya berinisial H, ibu tiri RR, dan tantenya RY.

Dari pemeriksaan yang dilakukan polisi, korban tewas setelah dipukul menggunakan paralon oleh para pelaku.

Penganiayaan itu dipicu karena masalah sepele, yaitu karena korban sering ngompol.

"Ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka yang dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," kata Kapolres Bukittinggi AKBP Iman P Santoso yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

Baca juga: Balita 3,5 Tahun di Bukittinggi Tewas Dianiaya oleh Ayah, Ibu, dan Tantenya

5. Pasien positif corona di DIY punya riwayat dari Tangerang

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.Shutterstock Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.

Kasus positif virus corona di DIY kembali bertambah.

Kasus kelima tersebut diketahui berjenis kelamin perempuan berusia 30 tahun.

Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien tersebut mengaku pernah memiliki riwayat perjalanan dari Tangerang.

"Pasien masuk dengan gejala batuk dan sesak napas setelah dari Tangerang. Kondisi sakit sedang," ungkap Juru Bicara Pemprov DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, Sabtu (21/3/2020).

Baca juga: Seorang Ibu di DIY Positif Corona, Punya Riwayat Perjalanan dari Tangerang

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Wijaya Kusuma, Perdana Putra, Robinson Gamar | Editor : Robertus Belarminus, Aprillia Ika, Setyo Puji, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com