Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Penularan Corona, Acara Keagamaan di Jawa Tengah Ditunda

Kompas.com - 21/03/2020, 10:38 WIB
Riska Farasonalia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengundang seluruh pimpinan umat beragama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng terkait penundaan acara-acara besar keagamaan untuk menekan penyebaran virus corona.

"Kita bicara sama Forum Kerukunan Umat Beragama. Pimpinan dari seluruh umat beragama datang. Saya senang sekali karena mereka mendukung," kata Ganjar di Semarang, Jumat (20/3/2020).

Mayoritas, masing-masing pimpinan agama sudah sepakat dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah.

"Maka sudah ada beberapa acara besar keagamaan yang sebagian ditunda. Ada juga acara keagamaan yang memang tetap harus dilaksanakan maka protokolnya mesti ketat," ujarnya.

Baca juga: Kasus Positif Corona di Jateng Bertambah Jadi 12 Orang, 3 Meninggal

Persoalan keagamaan lanjut Ganjar merupakan isu yang sangat sensitif. Untuk itu, peran pimpinan agama sangat penting untuk mengkomunikasikan kepada jamaah masing-masing agar dapat dipahami dengan baik.

"Maka kami sedang menyusun persiapan untuk membuat komunike agar seluruh umat beragama di Jateng menjadi tenang. Kemudian pelaksanaan di lapangan bisa dipahami oleh semua. Sehingga kita akan kurangi betul potensi salah persepsi yang nanti menimbulkan respon negatif," jelasnya.

Kendati demikian, terkait acara keagamaan Tawur Agung atau sehari menjelang Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan-Klaten akan tetap dilaksanakan namun ada pengurangan jumlah peserta untuk mengurangi resiko penularan virus corona.

Baca juga: Pemeriksaan Indikasi Corona Gratis di RS Pemprov Jateng Diserbu Warga

Diharapkan, pada pelaksanaan ritual yang jatuh pada tanggal 24 Maret itu, jumlah peserta dapat diminimalkan, guna mengurangi risiko penularan virus Corona.

"Dari Prambanan sudah dilaporkan, saya pribadi sudah komunikasi dengan pusat, agar pesertanya tidak banyak, tidak sampai sepuluh ribu. Kemungkinan harapannya di bawah seratus orang. Kalau dari pusat inginnya 10-15 orang saja, kalau bisa segitu lebih baik lagi kan, agar bisa mengatur jarak dan lain sebagainya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com