Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Achmad Mustofa, Mahasiswa Unesa yang Jalani Sidang Skripsi Online karena Wabah Virus Corona

Kompas.com - 21/03/2020, 07:13 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Meski ancaman wabah virus corona semakin meluas di Indonesia, khususnya Kota Surabaya, tekad Achmad Mustofa untuk meraih gelar strata 1 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tak pernah luntur.

Di balik proses kelulusannya, ada kisah menarik yang tak akan pernah dilupakan pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu.

Jika umumnya sidang skripsi dilakukan di kampus dan bertatap langsung dengan dosen penguji, mahasiswa semester 8 Jurusan Pendidikan Olahraga Unesa ini justru mengikuti sidang skripsi secara online pada Kamis (19/3/2020) lalu.

Sejak sepekan lalu, semua perguruan tinggi di Surabaya memang menerapkan kuliah online. Hal itu dilakukan untuk mencegah laju penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19.

Sidang skripsi online ini, sebelumnya sempat viral di media sosial Instagram.

Akun Instagram @aslisuroboyo turut mengunggah kisah Achmad Mustofa yang mengikuti sidang skripsi online itu.

Hingga Jumat (20/3/2020) malam, unggahan itu telah disukai 361.866 netizen dan dikomentari sebanyak 3.725 pengguna akun Instagram.

Baca juga: Mahasiswa Unesa Tiba dari Observasi Natuna, Disambut Pakai Nasi Boranan

Pakai fitur video call WhatsApp

Kepada Kompas.com, Mustofa menceritakan bahwa awalnya sidang skripsi akan dilakukan secara offline di Unesa.

Ia pun telah mengonfirmasi dosen penguji terkait pelaksanaan sidang skripsinya itu.

Namun, H-1 sebelum pelaksanaan sidang skripsi digelar, dosen pembimbing Mustofa, Prof. Dr. Ali Maksum, menghubunginya dan menyarankan agar sidang skripsi dilakukan via online.

"Jadi H-1 dosen pembimbing menyarankan untuk online lebih bagus. Saya sih ngikutin arahan dosen pembimbing. Memang sebelumnya, arahan rektor untuk mahasiswa sudah libur, jadi kampus sepi," kata Mustofa dihubungi melalui aplikasi instan WhatsApp, Jumat (20/3/2020) malam.

Ia pun mencari literatur untuk mengetahui secara teknis bagaimana sistem pelaksanaan sidang skripsi online.

Selain itu, Mustofa juga meminta rekomendasi kepada Ketua Laboratorium Unesa Dr Anung Priambodo, mengenai software apa yang bagus untuk digunakan sidang skripsi online.

Setelah berkonsultasi, ia pun memilih menggunakan fitur video call pada aplikasi WhatsApp.

"Saya tanya Ketua Lab bahwa sidang (skripsi) bisa online, menggunakan video call WhatsApp atau Zoom Room, saya pakai WhatsApp," ujar dia.

Baca juga: 5 Fakta Truk Kontainer Tabrak Puskesmas, Korban Tewas Batal Sidang Skripsi hingga 2 Kali Ditabrak

Disanggupi dosen penguji

Mahasiswa berusia 22 tahun ini pun mengonfirmasi kembali kepada para dosen penguji bahwa sidang skripsi akan dilakukan via online. Tiga dosen penguji menyanggupinya.

Sidang skripsi online itu dilakukan Mustofa dari inde kosnya, di kawasan Lidah Kulon, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (19/3/2020) pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 10.50 WIB.

Ada tiga dosen penguji yang membedah karya tulis ilmiah Mustofa, yakni penguji 1 Heryanto Nur Muhammad, penguji 2

Dwi Lorry Juniarisca, dan penguji 3 Ali Maksum yang juga dosen pembimbing Mustofa.

Dalam sidang skripsi online itu, mahasiswa tingkat akhir Unesa itu mendapat beberapa pertanyaaan, saran hingga koreksi, atas skripsinya yang berjudul 'Kebiasaan Belajar dan Berlatih Siswa Kelas Olahraga SMP Negeri 1 Mantup Lamongan'.

Selama 50 menit sidang skripsi berlangsung, Mustofa dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar sarjana pendidikan.

"Alhamdulillah senang, Mas, plong sudah sidang skripsi," kata Mustofa.

Tapi di balik itu semua, sidang skripsi online ini menyimpan kesan tersendiri bagi Mustofa.

Baca juga: Cegah Corona, Universitas Pattimura Terapkan Kuliah Online dan Ujian Skripsi di Ruangan Terbuka

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com