Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITB Jelaskan Manfaat Kunyit dan Temulawak Terkait Covid-19

Kompas.com - 20/03/2020, 12:26 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Dekan Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Daryono Hadi Tjahjono menyampaikan manfaat kunyit dan temulawak terhadap penanganan Corona Virus Desease (Covid-19).

Daryono mengungkapkan, penggunaan tanaman tersebut secara tunggal maupun gabungan bisa meningkatkan daya tahan tubuh sebagai imunomodulator.

Baca juga: Dianggap Tangkal Corona, Harga Jahe dan Kunyit di Palopo Naik

Pemanfaatannya sebagai jamu, obat herbal terstandarkan, atau suplemen minuman terbilang aman.

“Manfaat kurkumin terhadap penyembuhan Covid-19 tentu masih memerlukan pembuktian melalui penelitian lanjutan,” ujar Daryono dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (20/3/2020).

Diperlukan kerja keras dari berbagai pihak seperti peneliti, industri farmasi, dan pemerintah Indonesia dalam pengembangan tanaman–tanaman tersebut hingga menjadi obat fitofarmaka sebagai antivirus Covid-19.

Daryono mengungkapkan, kunyit (Curcuma longa L) mengandung senyawa metabolit bahan alam berupa kurkumin.

Kurkumin ini dilaporkan memiliki potensi terapeutik beragam seperti antibiotik, antiviral, antioksidan, antikanker, dan untuk penanganan penyakit alzheimer.

Kurkumin atau turunannya, yaitu kurkuminoid, juga terdapat pada temulawak, jahe, dan tanaman sejenis.

Selain senyawa kurkuminoid, terdapat puluhan senyawa kimia lain yang terkandung di dalam tanaman tersebut.

Masyarakat secara umum memanfaatkan tanaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan aman dalam penggunaannya.

Selain sebagai bumbu masak, tanaman tersebut juga menjadi bahan baku jamu dan obat herbal terstandarkan.

Ia menambahkan, berbagai penelitian farmakologi telah dilakukan terhadap kurkumin.

Salah satu yang menjadi perhatian saat ini adalah pengaruh kurkumin terhadap penyembuhan Covid-19.

Hal ini diketahui sejak terjadi epidemi penyakit SARS pada 2003. Reseptor yang berperan (SARS-CoV-2) adalah angiotensin converting enzyme 2 (ACE2).

ACE2 dapat berada dalam bentuk fixed menempel di sel dan soluble tidak menempel pada sel.

Penelitian terhadap senyawa kurkumin sebagai senyawa tunggal atau murni, dilaporkan meningkatkan ACE2 pada hewan uji tikus. Namun belum ada studi hubungan langsung terhadap infeksi virus coron.

“Agar keperluan terapi menggunakan kurkumin dapat tercapai, diharapkan banyak ACE2 yang bebas (soluble) sehingga akan mencegah virus corona menempel pada sel, yang secara langsung akan mencegah terjadinya infeksi,” bebernya.

Baca juga: Berbagai Fakta Seputar Virus Corona, dari Panic Buying hingga Temulawak

Daryono menjelaskan, secara empiris, gabungan kandungan senyawa kimia dari tanaman tersebut bermanfaat sebagai imunomodulator untuk menjaga daya tahan tubuh.

Efek farmakologi gabungan senyawa kimia dalam tanaman tersebut tentu bisa berbeda dengan efek farmakologi senyawa kurkumin secara tunggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com