Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kisah Bidan LKC Dompet Dhuafa Tangani Anak Kekurangan Gizi di NTT

Kompas.com - 20/03/2020, 08:23 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Lembaga filantropi Islam Dompet Dhuafa melalui jejaringnya Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) mendampingi salah satu anak dengan kasus gizi buruk di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Salah seorang bidan dari LKC Dompet Dhuafa NTT Sriyaningsih (34) menjelaskan program Jaminan Kesehatan Ibu dan Anak (JKIA) kepada tim komunikasi Dompet Dhuafa, pekan lalu.

Dia menceritakan, kasus kesehatan yang ditanganinya yakni, seorang bocah bernama Luciana Soares yang kondisinya sudah masuk kategori marasmus.

Kala itu, usianya baru menginjak 18 bulan dan orangtuanya tengah berkonflik. Lalu Ibunya memutuskan untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri.

Akhirnya, bocah yang lahir dengan paras cantik itu pun terpaksa tinggal bersama opa dan omanya, serta 13 saudara lainnya.

Baca juga: Tenaga Kesehatan Antusias Ikuti Bimbingan Rohani Pasien dari Dompet Dhuafa

Setelah lahir, di usia empat bulan, balita dari keluarga eks warga Timor Timur tersebut, terpaksa menjalani kisah sedih..

“Ibaratnya seperti kertas basah yang kita coba untuk didirikan. Gambarannya seperti itulah. Akhirnya kami berusaha dampingi dari awal hingga sekarang," ujar Sri seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Sri menyebut, dengan pola pengasuhan yang tidak maksimal dan terpaksa tinggal bersama banyak saudara, tentu pertumbuhannya tidak termonitor dengan baik.

"Melihat kondisi tersebut pada saat awal asesment. Kami pun memutuskan untuk menggulirkan bantuan kebutuhan nutrisi, pendampingan dan juga monitoring perkembangan,” ungkapnya.

Baca juga: Di Lombok Utara, Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Sekolah Madrasah Aman Bencana

Tak hanya itu, lanjut Sri, sedari awal, pendampingan dilakukan untuk pemenuhan gizi tiga kali sehari.

Kolaborasi berbagai pihak

Sri pun menekankan, pergerakan yang dilakukan Dompet Dhuafa tidak sendiri, melainkan bersama-sama dengan dinas sosial dan puskesmas setempat yang menjadi gerbang pembuka.

Pasalnya, saat dinas sosial dan puskesmas setempat mengalami kewalahan, tim LKC Dompet Dhuafa jadi pelanjut estafet penanganan kasus tersebut.

Tak hanya itu, keputusan lain juga perlu diambil, sebab pertumbuhan Luci tak kunjung menunjukkan kabar yang baik. Bahkan, justru cenderung membawa laporan pertumbuhan yang lambat.

Baca juga: Di Jayapura, Dompet Dhuafa Kenalkan Materi Gizi Seimbang

Sri menceritakan, upaya evakuasi, menjadi jalur baru untuk tetap melanjutkan masa depan hidup Luci.

"Kami melihat perkembangannya tidak menunjukkan data yang baik. Akhirnya kami menjalin kolaborasi baru dengan Panti Asuhan Bhakti Luhur Baumata, Kupang,” terangnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com