KOMPAS.com - KM (24), warga Desa Aule Dalam, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur yang ditemukan diikat di bawah jembatan di Desa Seneubok Pidie, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, pada Selasa (17/3/2020), mengaku perbuatannya hanya rekasaya.
Kepada polisi, KM mengaku membuat rekayasa tersebut agar pernikahannya dengan calon istrinya dapat dibatalkan karena ia belum memiliki uang untuk menikah.
“Waktu pernikahan bulan depan ini. Sisi lain, dia (KM) belum memiliki uang untuk menikah. Maka dia merekayasa seakan-akan dirampok. Cerita emas dan uang yang dirampok itu buat emas kawin,” kata Kasat Reskrim Polres Aceh Timur AKP Dwi Arys Purwoko melalui siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (19/3/2020).
Baca juga: Fakta Ibu Ajak Anaknya Berhubungan Intim, Berawal dari Laporan Warga hingga Digerebek Polisi
KM, kata Dwi, mengaku sudah bertunangan dengan mas kawin 13 mayam.
Namun baru diberikan dua mayam pada sang gadis pujaan hatinya, sebab itulah KM membuat rekayasa perampokan.
Kepada polisi KM pun mengakui seluruh perbuatan yang dilakukan adalah rekayasa.
Saat melakukan aksinya, KM sengaja masuk ke bawa jembatan dannberguling di lumpur, lalu mengikat tangannya setelah itu baru berteriak minta tolong.
"KM sudah mengakui semua ceritanya itu bohong. Semata-mata agar tak jadi menikah atau ditunda pernikahannya,” ungkap Dwi.
Baca juga: Kasus Pria Diikat di Jembatan Ternyata Rekayasa, Seolah-olah Dirampok Agar Batal Nikah
Sebelumnya diberitakan, Warga Desa Seneubok Pidie, Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur, menemukan seorang pria dibawah jembatan desa itu, Selasa (17/3/2020).
Pria yang belakangan diketahui bernama Kahar Muzakar (25) asal Desa Alue Dalam, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur.
Saat ditemukan warga, sekujur tubuhnya penuh lumpur dan dalam kondisi lemas.
Baca juga: Ibu di Muaraenim Mengaku Sudah 3 Kali Mengajak Anaknya Berhubungan Intim
Kapolsek Peureulak Aceh Timur AKP Muhammad Nawawi, mengatakan, dari pengakuan korban kalau dia dipaksa oleh orang belum diketahui identitasnya masuk ke mobil jenis minibus di Desa Sungai Pauh, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa.
Saat itu, dia menunggu bus dan hendak pulang ke rumahnya di Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur.
“Hari Minggu dia dipaksa masuk mobil. Menurutnya ada enam pria di mobil itu. Lalu dipaksa menyerahkan barang bawaannya,” katanya.
Keenam pria itu mengambil uang tunai dari tas korban sebesar Rp 11 juta dan delapan mayam emas.
Setelah itu, korban mengaku dipukul pada bagian kepala hingga pingsan. Ketika terbangun dia sudah diikat dibawah jembatan.
“Diduga korban perampokan. Namun kita masih dalami keterengan korban sembari melakukan penyelidikan,” pungkasnya.
(Penulis : Kontributor Lhokseumawe, Masriadi | Editor : Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.