KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapatkan keluhan dari warga terkait meroketnya harga alat kesehatan seperti alat pemindai suhu tubuh.
"Ada keluhan dari masyarakat, kalau harga thermo gun, yang sebelumnya Rp 300.000, saat ini sudah naik menjadi Rp 700.000 hingga Rp 1 juta," kata Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).
Baca juga: Kronologi Seorang Pria Tewas Dibacok di Depan Istri Setelah Pulang dari Pesta Pernikahan
Secara ekonomi, kata dia, wajar jika harga alat tersebut naik karena permintaan yang tinggi. Tapi, hal itu dilakukan pada saat yang tak tepat.
"Sangat tidak etis, karena orang membutuhkan alat itu, saat dia mau melindungi diri dari kematian," tegas Marius.
Pemprov NTT meminta para penjual alat kesehatan tak memanfaatkan situasi untuk menaikkan harga alat kesehatan.
Menurutnya, harga bisa dinaikkan saat kehidupan dalam keadaan normal.
Saat ini, seluruh lapisan masyarakat sedang berjuang melawan penyebaran virus corona di Indonesia, khususnya NTT.
"Tapi saat ini kita sedang berada dalam suasana yang sangat mencekam seperti ini. Mohon hukum ekonomi itu dikesampingkan demi kehidupan kita semua, termasuk yang menjual produk thermal gun," kata Marius.
Marius berharap pihak tertentu tak mengambil untung dengan menaikkan harga barang yang dibutuhkan masyarakat.
Pemprov NTT juga mengingatkan pedagang tak menimbun masker dan hand sanitizer.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.