Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Konawe Minta Gubernur Sultra Stop TKA dari China

Kompas.com - 19/03/2020, 12:50 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com- Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa mengaku sangat resah dengan kedatangan tenaga kerja asing asal (TKA) asal China di wilayahnya baru-baru ini.

Apalagi, mereka datang di saat pemerintah tengah melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Menurut bupati dua periode ini, dirinya menerima masukan dan protes warga Konawe atas kedatangan 49 TKA di kawasan Industri pertambangan di Kecamatan Morosi akhir pekan lalu.

Baca juga: Minta Maaf soal 49 TKA China, Ini Penjelasan Kapolda Sultra

Kedatangan para TKA itu tidak hanya melalui bandara, tetapi lewat pelabuhan pelabuhan kecil juga melalui darat.

Sehingga, Kery merasa wilayah yang dipimpinnya saat ini dikepung TKA dari segala penjuru, baik mereka miliki dokumen resmi atau ilegal.

"Karena kemarin saya diserang, ini gara-gara kamu Kery bikin kawasan industri di situ. Bisa bisa kita kena penyebaran virus," kata Kery dalam rapat kordinasi penanganan dan antisipasi penyebaran wabah virus corona di Mapolda Sultra, Rabu (18/3/2020).

Saat ini, lanjut Kery, ada 1.064 TKA yang bekerja di perusahaan tambang milik PT VDNI, sehingga ia minta dukungan Gubernur Sultra untuk menghentikan kedatangan para TKA asal China.

"Saya harapkan Pak Gub, TKA dari China jangan mi kita terima. Sedangkan yang ada di Konawe sudah banyak. Jadi saya minta Pak Gub, TNI Polri kita harus jaga betul wilayahnya kita," tegasnya.

Baca juga: Gubernur Sultra Perintahkan Karantina 49 TKA China di Kendari

Dikatakan, pihaknya telah mengumpulkan semua kepala desa dan memerintahkan agar masyarakat menghindari interaksi langsung dengan para TKA.

Sebab, perlu diketahui sebelumnya mereka berbaur dengan masyarakat lokal.

"Apalagi kalau sudah dua bulan di sana, sudah kulitnya warna hitam. Nanti kita bisa tau kalau sudah berbicara, mereka tidak tau bahasa Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut Kery menjelaskan bahwa jauh hari sebelum merebaknya wabah virus corona, pihaknya telah mengeluarkan Perda nomor 13 tahun 2018 bahwa semua TKA harus memeriksa kesehatannya secara berkala, tetapi pihak perusahaan tidak mau pusing dengan perda itu.

Dijelaskan Kery, para TKA itu diperiksa kesehatannya oleh perusahaan di atas container yang pakai AC. Jadi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa dengan kebijakan itu.

"Saya mau usir, mau bikin apa nanti dibilang ujaran kebencian, menghambat investasi. Mana mi yang benar kita ikuti ini," ungkap Kery.

Tak hanya masalah kedatangan TKA yang membuat dirinya khawatir, Kery menyatakan bahwa di Sultra ini akan ada masalah yang lebih besar lagi dan dapat merusak generasi muda yaitu narkoba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com