"Dia mau. Ya sudah, saya ajak menginap di rumah saya," ujar Mustofa saat pengungkapan kasus di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020).
Ia mengatakan, di rumahnya, korban diperlakukan istimewa. Hari kedua menginap, korban diajak ke Malang.
"Saya ajak ke Malang, jalan - jalan. Saya bonceng sama sepeda saya. Di sana saya makan - makan sama dia, terus pulang," kata Mustofa.
Mbah Lukita meninggal di parkiran rumah sakit saat menunggu antrean pada Senin (16/3/2020).
Direktur RSUD RA Kartini Jepara Dwi Susilowati menjelaskan, saat Lukita tiba di rumah sakit situasi ruangan IGD sudah penuh.
Bahkan, brankar untuk pasien pun saat itu juga terpakai semuanya.
"Memang kondisinya 25 unit tempat tidur dan brankar saat itu sudah terpakai semua, sehingga kami juga tidak bisa memberikan brankar itu untuk pasien," jelas dia, Selasa (17/3/2020), dilansir dari Tribunnews.
Dwi menambahkan, Lukita datang tanpa membawa surat rujukan.
Untuk itu, sesuai proseder, pasien tersebut harus melalui proses antrean. Saat itu, Lukita mendapat antrean nomor 19.
Pihak rumah sakit juga telah menawarkan rujukan ke rumah sakit lain kepada pihak keluarga Lukita.
Namun, menurut Dwi, pihak keluarga memilih untuk menunggu dan mengantre.
"Kami sudah berusaha untuk merujuk ke rumah sakit lain tapi pasien tidak bersedia, padahal kami sudah menganjurkannya," jelasnya
.
Baca juga: Ini Penjelasan RSUD Jepara Soal Mbah Lukita yang Meninggal di Parkiran Rumah Sakit.
Data yang ditampilkan termasuk sebaran virus corona di semua wilayah Tangerang.
Masyarakat Banten yang ingin melakukan pengecekan bisa langsung membukanya di https://infocorona.bantenprov.go.id/.