Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Maksud "Semi Lockdown" yang Diterapkan Bupati Bogor di Kawasan Puncak

Kompas.com - 18/03/2020, 12:05 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memberlakukan istilah "semi lockdown" untuk mencegah terjadinya penularan Corona Virus Desease (Covid-19) di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kebijakan itu diambil seiring meningkatnya jumlah pasien di Indonesia yang tertular virus corona meski belum ada warga Kabupaten Bogor yang menjadi suspect virus dari Kota Wuhan, China, itu.

Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan, langkah itu diambil sebagai bentuk keseriusan Pemkab Bogor dalam memerangi penyebaran virus corona di wilayahnya.

Dengan demikian, kata dia, semi lockdown adalah opsi untuk melakukan pengetatan, pemantauan serta pengawasan di sejumlah lokasi keramaian. Seperti halnya tempat wisata.

Baca juga: Bupati Bogor Soal Corona: Lebih Baik Bagi Masker dan Hand Sanitizer serta Antisipasi Banjir

Terutama, kawasan Puncak Bogor dan daerah perbatasan dengan Depok dan Bekasi.

Ia juga mengaku, masih mempertimbangkan opsi melakukan lock \down karena jika langkah itu diambil akan melumpuhkan perekonomian.

Menurutnya, hal terpenting adalah mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit menular.

"Jadi tidak mungkin kita mengunci (lockdown) semua wilayah wisata, tapi tetap protokol kesehatan kita jalankan dengan menyosialisasikan hidup bersih dan sehat, jadi lebih kepada memerangi daripada menghindari," ungkap Ade kepada Kompas.com di Cibinong, Senin (16/3/2020).

Ketua DPW Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menegaskan bahwa semi lockdown hanya difokuskan pada turis asing dengan melakukan pengawasan secara ketat.

Dalam hal ini, kata dia, pintu masuk dan keluar lebih ditingkatkan pengawasannya seperti memeriksa suhu tubuh dan menyediakan hand sanitizer.

Lain halnya dengan wisatawan lokal yang lebih baik dipersilakan karena akan menambah sumber penghasilan dari jasa pariwisata.

Pasalnya, letak geografis Kabupaten Bogor jauh berbeda dengan kabupaten atau kota lainnya.

"Diperketat pengecekannya kemudian tempat umum seperti terminal harus ada penyemprotan dan pembersihan karena tidak hanya fokus corona tapi semua yang cenderung penyakit menular juga harus disikapi dengan cepat," ungkapnya.

"Makanya kami lakukan semi lock artinya wisata lokal masih boleh, kita persilahkan, tapi yang asing kita ada pengawasan khusus seperti ODP gtu lah karena dari luar negeri," sambungnya.

Menurutnya, kebijakan itu diambil agar industri pariwisata di kawasan Puncak Bogor tidak mengalami penurunan drastis imbas virus corona yang terus merebak di Indonesia.

Sebab, lanjut dia, mata pencaharian dan sumber kehidupan warga pribumi bersumber dari jasa pariwisata.

"Berapa ratus itu yang dagang di sana (Puncak), pertimbangan diberlakukan semi lockdown hanya ekonomi saja, karenakan sumber perekonomian rakyat sebagian besar dari wisata kalau saya matikan besok lusa dia mau makan apa. Sekarang itu yang kayak pedagang sehari-hari cari duit besok buat makan hari ini, terus jika dua minggu ditutup mereka dapat duit dari mana? Tentunya pengawasan tetap ada, melihat sisi kanan kirinya juga," terang dia.

Ade menambahkan bahwa pihaknya mengimbau agar aktivitas yang mengumpulkan massa dalam jumlah besar lebih baik dikurangi atau bahkan ditunda.

Baca juga: Hadapi Corona, Pemkab Bogor Terapkan Semi Lockdown di Lokasi Wisata

Sejauh ini, Pemkab Bogor juga telah memproduksi disinfektan sendiri mengingat kelangkaan cairan khusus pembersih tersebut.

Disinfektan itu diproduksi oleh jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor dan telah dibagikan secara gratis yang biayanya diambil dari anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com