BANDUNG, KOMPAS.com - Untuk mencegah penularan Coronavirus Disease (Covid-19), Pemprov Jawa Barat meliburkan sekolah selama dua pekan.
Selama itu, pembelajaran dilakukan secara daring (online) dengan sebutan belajar di rumah. Bagi sebagian orangtua dan guru hal ini adalah pengalaman baru.
“Repot, mana anaknya susah belajar. Setelah beres harus fotoin dan kirim ke gurunya pada batas waktu tertentu,” ujar Titin, warga Permata Biru Bandung, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).
Baca juga: Bukannya Belajar di Rumah Cegah Penyebaran Corona, Para Pelajar Ini Malah Nongkrong di Warung
Titin mengaku masih beruntung karena anak yang diurus hanya satu.
Pengalaman luar biasa dialami orangtua yang memiliki anak lebih dari satu.
Seperti Arie Lukihardianti yang memiliki tiga anak laki-laki. Rumahnya mendadak lebih heboh dari biasanya karena kebijakan belajar di rumah.
“Kalau ada tiga mata pelajaran hari itu, berarti ada tiga materi dan tiga tugas per anak yang dikerjakan secara online,” kata Arie.
Belum lagi, karena anaknya belajar di sekolah Islam, maka pembiasaan di sekolah harus dibawa ke rumah. Misal al matsurat, murojahah, tahsin, tahfidz, dan shalat dhuha.
Persoalannya, gadgetnya hanya ada satu. Jadi untuk melihat tugas, mengirimkan, dan membuat evaluasi, menggunakan gadget yang sama.
“Jadi kebayang dong, anak tiga berebut hp. Berantem juga. Sisi positifnya, anak belajar sambil belajar antre (gadget), kerja sama, dan toleransi,” tuturnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan