APD, kata dia, penting digunakan oleh tenaga medis saat menangani pasien yang diduga terpapar virus corona.
Saat ini, tak semua rumah sakit di Ambon memiliki alat tersebut. Apalagi, puskesmas yang berada di Kota Ambon.
"Kita harapkan semua puskesmas di Ambon punya APD masing-masing satu, jadi kita berharap bisa direspons ya minimal 20 buah untuk kita," jelas Syarif.
3. Pemprov NTB minta 2.000 APD ke Kementerian Kesehatan
Cerita yang tak jauh berbeda juga terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Putri meminta tambahan 2.000 APD kepada Kementerian Kesehatan.
"Kita sudah mengajukan, nanti akan diadakan oleh Kementerian Kesehatan, dan akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi. Nanti Dinas Kesehatan Provinsi akan mendistribusikan," kata Eka di Mataram, Minggu (15/3/2020).
Selain APD, Dinas Kesehatan NTB juga meminta 200 pasang sepatu boot untuk dibagikan kepada beberapa rumah sakit rujukan yang menangani pasien corona.
Pemprov NTB telah menetapkan empat rumah sakit rujukan, RSUD NTB, RS HL Manambai Abdulkadir, RS Sujono, dan RSUD Bima.
Baca juga: Ini Akibatnya Jika Tak Melepas Cincin dan Jam Tangan Saat Cuci Tangan
Pemprov NTB juga menyiapkan rumah sakit di tingkat kabupaten sebagai lapis kedua.
Eka berharap alat pelindung di rumah sakit itu mencukupi buat tenaga medis yang bertugas.
"Karena apa? Sekarang itu bukan enggak mau punya, tapi punya uang (cuma) enggak bisa beli. Karena enggak ada di pasaran. Makanya negara yang beli langsung didistribusikan," jelas Eka.
Eka tak memerinci jumlah APD yang tersedia di NTB. Menurutnya, RSUD NTB hanya memiliki APD dengan jumlah terbatas.
"Yang ada sekarang RS Provinsi lumayan punya, tapi tidak dalam jumlah yang banyak," jelas dia.
Belum ada kasus positif Covid-19 di NTB, tapi sebanyak 112 orang dalam pemantauan (ODP) telah menjalani karantina mandiri di wilayah itu.
Sebagian besar ODP tersebut baru saja kembali dari luar negeri.
Sebanyak 86 OPD dinyatakan sehat setelah melewati 14 hari masa karantina. Sedangkan 26 ODP masih menjalani masa observasi.
Mereka dilarang keluar dari rumah dan diharuskan menggunakan masker.