Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacaran Lewat Facebook, Siswi MTs di Tasikmalaya Diduga Dipaksa Rekam Video Porno

Kompas.com - 18/03/2020, 06:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Seorang pria berinisial E (23) diduga memaksa kekasihnya sendiri, W 915), seorang siswi Mts di Tasikmalaya, untuk beradegan porno saat video call melalui WhatsApp.

Untuk memuluskan aksi tak terpujinya itu, E diduga tega mengancam akan menyantet ibu korban jika tak diluluskan permintaannya.

Pelaku, menurut pengakuan korban, juga telah meminta sejumlah uang. 

"Korban sudah mengirimkan uang Rp 350.000 ke pelaku. Korban juga diancam bahwa keluarganya akan disantet oleh pelaku. Sampai akhirnya pelaku menyebarkan video adegan porno korban selama ini," kata Ato Rianto, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (17/3/2020), 

Baca juga: Diancam Pacar Video Pornonya Disebar, Siswi MTs Ini Juga Mengaku Diperas Rp 350.000

Seperti diketahui, W bersama KPAID Tasikmalaya, akhirnya melapor ke Polres Tasikmalaya atas dugaan pemerasan yang dilakukan E tersebut.

Dari pengakuan W, E dikenalnya melalui Facebook. Dirinya juga belum pernah berjumpa langsung dengan E. 

"Jadi kalau tidak dipaksa, W tidak akan mau buka-bukaan seperti itu. Apalagi di antara mereka tidak pernah bertemu muka. Mereka pacaran hanya melalui media sosial," kata Ato dilansir dari Tribunnews.

Pacaran di dunia maya

Menurut pengakuan korban kepada Ato, keduanya sudah menjalin asmara melalui media sosial sejak Juni 2019.

"Hubungan maya mereka sudah terjalin sejak 11 bulan lalu melalui Facebook. Lalu mulai bulan Juni 2019, hubungan diintensifkan melalui WA dan bahkan melalui video call," kata Ato, saat ditemui di Mapolres Tasikmalaya Kota, Selasa (17/3/2020).

Namun, saat pelaku menuduh W memiliki pacar lain, ancaman itu lalu muncul. W pun akhirnya memilih untuk mengadu ke sang ibu. 

"Kalau masalahnya karena katanya pelaku menuduh korban sudah punya pacar lain di Tasikmalaya. Mulai dari sana, pelaku kerap mengancam dan memeras korban," tambah Ato.

 Banyak video tersebar

Berdasar pengakuan korban, Ato mengatakan, W melakukan adegan porno lewat video call WhatsApp sejak Juni 2019 sampai dengan Februari 2020.

"Kalau jumlahnya tak terhitung sesuai pengakuan korban. Jadi ada seperti magic juga karena korban selalu menuruti pelaku yang belum pernah ditemuinya itu. Adegan itunya mulai Bulan Juni 2019 sampai Februari 2020 kemarin," jelasnya, Selasa (17/3/2020).

Seperti diketahui, W mengaku belum pernah bertemu langsung dengan E. Mereka pun berpacaran hanya melaluia media sosial.

Ato berharap kasus tersebut segera ditangani Polres Tasikmalaya Kota dan menangkap terduga pelaku. 

 (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Aprillia Ika, Farid Assifa) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com