Sebuah kapal kargo berbendera Singapura melepaskan sinyal tanda bahaya saat melintas di perairan Tanjung Ular, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (15/3/2020) malam
Tanda bahaya yang dilepaskan Kapal MV Cemtex Pioneer berjenis Bulk Carrier itu dipancarkan ke satelit COSPAS-SARSAT dan di terima stasiun bumi MLUT milik Basarnas dan diteruskan ke Basarnas Command Center.
Kepala Basarnas Pangkal Pinang Fazzli dalam keterangan tertulis menjelaskan pihaknya telah berkordinasi ke Stasiun Radio Operasi Pantai (SROP) Pangkal Balam dan Palembang.
Namun, kapal tersebut tidak memiliki perangkat Automatic Identification System (AIS).
Untuk itu Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkal Pinang berkoordinasi dengan agen kapal melalui e-mail.
Namun sampai saat ini belum ada balasan dan selanjutnya melakukan e-broadcast dengan kapal - kapal yang melintasi wilayah tersebut.
Baca juga: Kapal Kargo Singapura Lepaskan Sinyal Tanda Bahaya di Tanjung Ular Bangka
Kepada polisi, SH mengaku mencabuli anak kandungnya karena kesepian setelah dua kali bercerai.
Perceraian pertama saat WS masih berumur 5 bulan, dan perceraian kedua dengan wanita lain yang juga tak bertahan lama.
Kapolsek Halong, Iptu Krismianto mengatakan, SH terakhir kali mencabuli SW pada Sabtu (14/3/2020) malam.
Setelah dicabuli pada malam hari itu, keesokan harinya salah satu tetangga mendatangi rumah pelaku dan menemukan SW dalam kondisi demam.
SW pun menceritakan ke tetangganya bahwa ia telah dicabuli oleh ayahnya berulang kali.
"Terakhir dikerjai oleh ayahnya itu pada malam Rabu lalu sebanyak 2 kali, setelah itu didatangi tetangganya dan dia cerita semua ke tetangganya bahwa telah dicabuli ayahnya," ungkap Krismianto.
Baca juga: Kesepian 2 Kali Bercerai, Ayah Cabuli Anak Kandung Usia 8 Tahun Berulang Kali
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipta, Dhias Suwandi, Dendi Ramdhani, Heru Dahnur, Andi Muhammad Haswar | Editor: Khairina, Robertus Belarminus, Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.